Kamis 31 Oct 2019 12:23 WIB

Diminta Blokir Facebook, Ini Jawaban Menkominfo

Ia menginginkan putra-putri bangsa bukan hanya menjadi pasar untuk asing.

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Diminta Blokir Facebook, Ini Jawaban Menkominfo. (FOTO: Agus Aryanto)
Diminta Blokir Facebook, Ini Jawaban Menkominfo. (FOTO: Agus Aryanto)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Belakangan Viktor Bungtilu Laiskodat meminta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate untuk memblokir akses Facebook. Menurutnya, Indonesia perlu mengikuti Tiongkok yang memberlakukan pembatasan akses dan membuat platform serupa buatan lokal.

Menanggapi komentar rekan satu partainya tersebut, Johnny menyebut bahwa hal tersebut bermaksud untuk mendorong terciptanya platform media sosial sendiri karya anak bangsa. Imbuhnya, ini bukan dimaksudkan sebagai pembatasan platform asing masuk ke Indonesia. 

"Itu pada prinsipnya bila ada inovator dalam negeri, inventor kita prioritaskan. Itu semangat di balik itu, jangan dilihat untuk membatasi asing masuk ke Indonesia, bukan itu semangatanya. Semangatnya mendorong inventers dan inovator dalam negeri," ujar Johnny di Gedung Kemekoominfo, Rabu (29/10/2019).

Baca Juga: Menkominfo Johnny: 5G Nanti Dulu, Pemerataan Internet Lebih Dulu

Menurutnya, pernyataan Viktor bukan bermaksud menciptakan perang antara Indonesia dengan pihak asing. Menurutnya, pernyataan tersebut lebih mengarah pada pemberian kesempatan pada putra-putri Tanah Air untuk berpartisipasi dalam perkembangan digital economy.

"Ya kok omongnya blokir. Yang kita omong ini inventers dan inovator dalam negeri berkembang. Maksudnya, memberikan semangat dan kesempatan luas kepada putra-putri Indonesia, itu yang saya tangkap yang dimaksud, bukan konteks perang dagang," tambahnya.

Tambahnya, melihat pasar digital yang begitu besar dan memiliki ruang yang lebar untuk dijajaki, ia menginginkan putra-putri bangsa bukan hanya menjadi pasar untuk asing, namun menjadi pelaku usaha dalam sektor ekonomi digital.

"Itu yang kita inginkan. Tapi kekuatan dalam negeri juga harus dilakukan konsolidasinya. Kita tidak ingin jadi pasar, kita ingin kita juga adalah pelaku usahanya, bisa mempunyai platform yang kelasnya tidak hanya domestik, tetapi juga kelas regional, bahkan dunia. Itu harapan kita," pungkasnya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement