Jumat 01 Nov 2019 16:28 WIB

Pemanfaatan Gas Alam Bisa Tekan Impor BBM

Pemanfaatan gas alam bisa melepas ketergantungan negara atas impor minyak.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
 PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), anak Perusahaan Gas Negara (PGN) meluncurkan Gaslink, produk gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), di Lampung.
Foto: pgn
PT Gagas Energi Indonesia (Gagas), anak Perusahaan Gas Negara (PGN) meluncurkan Gaslink, produk gas bumi dalam bentuk Compressed Natural Gas (CNG), di Lampung.

EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Arifin Tasrif, mengatakan kedepan pemerintah akan memaksimalkan manfaat gas alam untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri. Ia menilai pemanfaatan gas alam bisa melepas ketergantungan negara atas impor minyak.

Arifin menjelaskan pemanfaatan gas alam akan mengurangi defisit neraca dagang akibat impor elpiji dan Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa diatasi. Apalagi menurutnya, harga gas alam dalam negeri lebih murah dibandingkan negara lain.

Baca Juga

“Kami akan coba untuk memanfaatkan gas alam yang memang bisa dipakai dalam negeri dan jargas itu bisa mengurangi impor elpiji tiga kilogram, itu yang sekarang kita sedang pertajam,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (1/11).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September 2019 kembali defisit. Penyebabnya, impor migas yang tetap tinggi.

Neraca perdagangan migas mengalami defisit 761,8 juta dolar. Di mana nilai ekspor migas nasional hanya mencapai 830,1 juta dolar, sedangkan impor migas sebesar 1,59 miliar dolar.

Surplus neraca perdagangan migas hanya mencapai 601 juta dolar, hasil ekspor nonmigas sebesar 13,27 miliar dolar, sedangkan impor hanya 12,67 miliar dolar. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia kembali defisit 160,5 juta dolar.

Ini merupakan defisit yang keempat kalinya dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Secara kumulatif, defisit neraca perdagangan periode Januari-September 2019 turun 49 persen menjadi 1,95 miliar dolar dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 3,82 miliar dolar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement