Kamis 07 Nov 2019 11:24 WIB

59 Pengusaha Cina Bakal Hijrahkan Pabriknya ke Jawa Tengah

Ada 59 investor asal China yang akan relokasi pabriknya ke Jawa tengah

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
59 Pengusaha China Bakal Hijrahkan Pabriknya ke Jawa Tengah. (FOTO: Reuters)
59 Pengusaha China Bakal Hijrahkan Pabriknya ke Jawa Tengah. (FOTO: Reuters)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta -- Kabarnya, akan ada 59 investor asal China yang akan hijrahkan atau merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah. Investor tersebut bergerek di sektor industri kayu dan furniture.

Terkait kabar tersebut, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut menanggapinya. Ia menjelaskan bahwa ada kunci tersendiri untuk membantu para investor tersebut. "Kuncinya kita bantu investor eksekusi sampai pabriknya jadi. Semua harus turun ke lapangan," kata Bahlil.

Baca Juga: Kekayaan Bos Properti di China Merosot, Ada Apa Ya?

Bukan tanpa alasan, bagi Bahlil, hijrahnya investor ke Jawa Tengah lantaran pelayanan perizinan di Jawa Tengah sangat baik.

"Salah satu alasannya karena pelayanan perizinan di Jawa Tengah adalah yang terbaik, dimana menjadi peringkat pertama sebagai penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Terbaik se-Indonesia dalam acara Investment Award 2018. Tentunya ini bukti bahwa pemerintah sudah support. Perizinan mudah menjadi modal utama dalam mengundang investasi," jelasnya.

Baca Juga: Perang Dagang AS-China Tak Berujung, Bisnis Ini Justru Untung

Bahlil juga mengatakan, BKPM dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berkolaborasi untuk meningkatkan investasi industri furniture di Jawa Tengah.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berpesan agar pemerintah lebih proaktif menangkap peluang investasi relokasi pabrik furniture yang terdampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement