Senin 11 Nov 2019 11:54 WIB

Cara BCA Optimalkan Potensi Wisata Bukit Peramun

Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia.

Rep: Agung P Vazza/ Red: Gita Amanda
(1) Executive Vice President CSR BCA. Inge Setiawati (kiri), Adie Darmawan (Penanggung Jawab Bukit Peramun (tengah), Exevutive Vice President Secretariat and Corporate Communication, Hera F Haryn berbincang saat kunjungan ke Desa Wisata Bukit Peramun, Belitung, Sabtu (9/11/2019).
Foto: Agung P Vazza/ REPUBLIKA
(1) Executive Vice President CSR BCA. Inge Setiawati (kiri), Adie Darmawan (Penanggung Jawab Bukit Peramun (tengah), Exevutive Vice President Secretariat and Corporate Communication, Hera F Haryn berbincang saat kunjungan ke Desa Wisata Bukit Peramun, Belitung, Sabtu (9/11/2019).

EKBIS.CO,  BELITUNG -- Pariwisata merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia dan memiliki posisi strategis dalam perekonomian. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyadari itu dan turut menguatkan pariwisata nasional.

Baca Juga

BCA pun mengembangkan Desa Wisata Bukit Peramun, di desa Air Selumar Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung. "Kami memang memilih daerah pantai, karena kami melihat ternyata kawasan ini kaya sekali dengan keistimewaan yang ia miliki, seperti tanamanya, batu-batuan, serta spesies yang sudah langka bisa ditemukan di sini," ungkap Executive Vice President Corporate Social Responsibility (CSR) BCA Inge Setiawati, saat kunjungan ke Bukit Peramun, Belitung, Sabtu (9/11) lalu.

Kawasan Bukit Peramun memang tidak hanya dipenuhi tumbuhan lokal yang sering dijadikan bahan obat-obatan tradisional bagi masyarakat setempat. Desa di ketinggian sekitar 129 meter di atas permukaan lalu (mdpl) itu juga dipenuhi dengan batuan Billitonite Rocks.

Batuan ini terbentuk dari hasil proses alam yang mengandung timah tinggi jutaan tahun lalu. "Batuan ini merupakan batuan intrusi (terobosan) dari dalam perut bumi, menerobos sedimen lapisan bumi yang diperkirakan berusia sekitar 350 juta tahun," ungkap Andriyan Putra, pakar geologi yang juga hadir dalam kunjungan ke Bukti Peramun. Boleh jadi, lanjutnya, nama Peramun pun berasal dari istilah geologi, pera yang berarti batu (batuan) dan mount yang berarti gunung.

Tak heran kalau bukit ini memiliki daya tarik tersendiri. Kombinasi tumbuhan besar dan batuan menghadirkan suasana yang berbeda. Lantaran itu pula, Bukit Peramun memiliki lokasi spot foto yang menjadi incaran wisatawan seperti Batu Kembar dan Anjungan Puncak. Daya tarik bukit ini semakin besar lantaran di kawasan ini pula pengunjung bisa melihat lebih dekat spesies endemik langka, Tarsius. Meski ada larangan dan batasan tertentu saat melihat Tarsius, namun spesies in menjadi daya tarik khusus di Bukit Peramun.

"Tarsius tidak mempunyai kelopak mata sehingga bola matanya tidak bisa berkedip dan bergerak, tapi kepalanya bisa berputar sampai hampir 180 derajat," papar penanggung jawab Bukit Peramun Adie Darmawan di Bukit Peramu, Belitung. Tarsius di Bukit Peramu memang dibiarkan dalam kehidupan liarnya.

photo
Kombinasi batuan dan tumbuhan mewarnai sepanjang jalur trek menuju puncak Bukit Peramun, Belitung. Foto : Agung P Vazza

Selain flora, fauna, dan kekayaan geologi, Bukit Peramun juga mulai dikenal sebagai desa wisata yang memanfaatkan teknologi digital. Adie menjelaskan pengelolaan bukit ini mengaplikasikan sistem QR Code untuk memperkenalkan jenis dan manfaat tanaman di bukit Peramun. Selain itu juga menerapkan dan virtual guide dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris).

"Secara keseluruhan, Bukit Peramun menawarkan wisata alam, wisata edukasi, dan wisata petualangan," katanya.

BCA, sambung Inge, sejak 2018 berkomitmen melakukan pendampingan dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia di Bukit Peramun. "Model pengembangan komunitas lokal selalu bertumpu pada upaya memaksimalkan potensi lokal sehingga membantu komunitas atau masyarakat lokal mengembangkan potensi tersebut menjadi sumber ekonomi yang menjanjikan kemandirian di masa mendatang," jelasnya.

Pendampingan dilakukan melalui fasilitasi pelatihan layanan prima, creative selling skill, dan leadership. Selain itu, juga membantu pembangunan sarana dan prasarana, seperti mushola dan digital information system. Beragam bentuk dukungan diberikan guna menguatkan knowledge dan skill pengelola Bukit Peramun. September lalu, Bukit Peramun meraih penghargaan Indonesian Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2019, pemenang Green Gold kategori Pelestarian Lingkungan.

"Kami optimistis Bukit Peramun berkembang optimal sehingga bisa mendukung perekonomian negara melalui pariwisata," ujar Inge. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement