Kamis 14 Nov 2019 09:18 WIB

Survei OJK 2019: Pria Lebih Melek Keuangan Dibanding Wanita

Hore, 76% orang Indonesia sudah melek keuangan, berdasarkan survei OJK 2019.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
.
.

Cermati.com, Jakarta - Hayo ngaku, zaman sekarang siapa yang masih nyimpan uang di bawah bantal? Belum punya rekening bank? Mungkin kamu, salah satu anggota keluarga atau orang terdekatmu?

Faktanya masih ada loh. Ada orang yang malas ataupun masih takut menyimpan uang di bank. Mereka lebih memilih menyembunyikannya di bawah bantal, kasur, atau lemari. Bukan di brankas ya.

Baca Juga

Selain itu, ada juga yang belum punya rekening bank karena memang tidak tahu caranya, fungsi dan manfaatnya. Pengetahuan mereka soal keuangan masih cetek.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut, hanya 60% penduduk dewasa di Indonesia yang memiliki rekening bank. Padahal akses keuangan, terutama kepemilikan rekening di bank merupakan hak dasar dan kebutuhan masyarakat.

Akses keuangan pun berperan penting dalam meningkatkan hidup atau kesejahteraan masyarakat. Jadi bukan hanya ‘miskin’ akses ke bank, tapi layanan keuangan lain, seperti asurans, pembiayaan, program pensiun, dan investasi.

Kondisi belum melek keuangan ini mengakibatkan masyarakat Indonesia mudah tertipu atau terjerat korban investasi bodong.

Baca Juga: Tips Keuangan untuk Bergaji yang Pas-pasan

 

Pengertian Literasi dan Inklusi Keuangan 

Literasi Keuangan

Pengertian literasi dan inklusi keuangan

Literasi keuangan merupakan pengetahuan, keterampilan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan serta produk-produknya yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.

Sementara inklusi keuangan adalah bentuk pendalaman layanan keuangan kepada masyarakat untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan formal, seperti sarana menyimpan uang yang aman, transfer, menabung, pinjaman, dan asuransi.

Dengan kata lain, literasi dan inklusi keuangan didesain dengan tujuan menaikkan level masyarakat yang tadinya tak terjamah akses bank (unbankable) menjadi bankable. Paling penting lagi, menghindari masyarakat dari investasi ilegal.

Hasil Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLIK) OJK 2019 

Literasi Keuangan

Hasil SNLIK OJK 2019

Hasil SNLIK teranyar sudah keluar. Survei OJK 2019 ini melibatkan 12.773 responden di 34 provinsi dan 67 kota atau kabupaten dengan mempertimbangkan gender dan strata wilayah perkotaan atau perdesaan.

Untuk metode, paramater, dan indikatornya masih sama dengan 2016. Yakni mengukur indeks literasi keuangan, terdiri dari parameter pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage).

  • Survei Nasional Literasi Keuangan ketiga tahun ini menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03% dan indeks inklusi keuangan 76,19%. Artinya sudah melampaui target.

Asal tahu saja, target literasi keuangan di 2019 mencapai 35%, sedangkan inklusi keuangan sebesar 75%. Target tersebut sudah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen. Tirta Segara mengatakan, pencapaian target literasi dan inklusi keuangan pada 2019 merupakan hasil kerja keras seluruh pihak terkait.

“Peningkatan tersebut merupakan hasil kerja keras bersama antara pemerintah, OJK, kementerian atau lembaga terkait, industri jasa keuangan, dan berbagai pihak lain, yang terus berusaha secara berkesinambungan meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” ucap Tirta dalam keterangan resminya yang diterima Cermati.com, Jakarta, baru-baru ini.  

Indeks literasi keuangan dan inklusi keuangan masing-masing 38,03% dan 76,19% naik dibanding hasil SNLIK 2016, yakni 29,7% dan 67,8%. Jadi ada peningkatan indeks sebesar 8,33% dan 8,39% dalam 3 tahun terakhir.

  • Berdasarkan strata wilayah, indeks literasi keuangan di perkotaan mencapai 41,41% dan inklusi keuangan masyarakat perkotaan sebesar 83,60%. Sementara indeks literasi dan inklusi keuangan masyarakat perdesaan adalah 34,53% dan 68,49%.
  • Berdasarkan gender, peningkatan pemahaman keuangan (literasi keuangan) dan peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan (inklusi keuangan sebesar 39,94% dan 77,24%. Relatif lebih tinggi dibanding perempuan sebesar 36,13% dan 75,15%. 

OJK akan menggunakan hasil survei literasi keuangan 2019 ini untuk penyempurnaan strategi pengembangan literasi keuangan nasional yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Baca Juga: Sadari Tanda-Tanda Utang Anda Sudah Menumpuk

Jadi Agen Laku Pandai, Bisa Raup Cuan

Agen laku Pandai

Salah satu agen laku pandai via infoperbankan.com

Buat kamu yang sudah melek keuangan, yuk bantu pemerintah, OJK, dan lembaga jasa keuangan agar inklusi keuangan di Indonesia mendekati angka 100%. Salah satunya menjadi Agen Laku Pandai.

Laku Pandai adalah singkatan dari Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif. Kalau daftar menjadi Agen Laku Pandai, tugasmu sama seperti bankir yang melayani transaksi perbankan dan memberikan edukasi keuangan.

Kamu akan dibekali mesin EDC (Electronic Data Capture) yang punya menu mini ATM. Jadi kamu bisa melayani pembayaran tagihan, pembelian pulsa, transfer uang, setor uang, tarik uang, bantu masyarakat buka rekening, mengucurkan kredit, sampai menjual produk keuangan lain, seperti asuransi mikro.

Agen Laku Pandai Bank BUMN

Empat bank BUMN menawarkan siapapun bergabung menjadi Agen Laku Pandai, yakni:

1. Agen BRILink

2. Agen46 BNI 

3. Agen Bank Mandiri 

4. Agen Griya BTN.

Keuntungan Jadi Agen Laku Pandai

1. Enaknya, pekerjaan ini bisa jadi usaha sampingan. Misalnya kamu pedagang beras di pasar atau punya toko sembako di rumah, sekalian deh bisa jadi Agen Laku Pandai. Gak usah sewa lapak lagi kan.

2. Bisa dapat cuan dari bisnis ini. Dengan jadi Agen Laku Pandai, kamu akan menerima “gaji.” Bentuknya fee per transaksi. Besarannya tergantung kebijakan masing-masing bank

3. Tahu dong BRILink. Agen BRILink bisa mengantongi sharing fee dari setiap transaksi:

  • Tarik tunai di Agen BRILink, kamu akan dapat fee Rp 1.000 per transaksi
  • Transaksi menabung, dapat fee Rp 500 per transaksi
  • Transaksi lain, seperti bayar listrik prabayar dan pascabayar, fee sebesar Rp 1.250 per transaksi
  • Transaksi beli voucher pulsa dan listrik, fee-nya Rp 2.500 per transaksi.

Kalau sehari saja kamu bisa melayani 10 nasabah yang menabung = Rp 5.000, nasabah mengambil uang sebanyak 5 nasabah = Rp 5.000, beli voucher listrik dan pulsa ada 20 nasabah = Rp 50.000, pembayaran listrik ada 20 nasabah = Rp 25.000. Berarti, kamu sudah mengantongi fee sebesar Rp 85.000 per hari. Sebulan Rp 2.550.000. Lumayan kan buat nambah penghasilan.

Syarat Jadi Agen Laku Pandai

Setiap bank punya kebijakan masing-masing dalam menerapkan syarat Agen Laku Pandai. Namun OJK menerapkan syarat, sebagai berikut:

  • Status penduduk setempat yang sudah dikenal baik masyarakat sekitarnya
  • Calon agen sudah harus menjadi nasabah bank yang bersangkutan dan dipercaya bank
  • Mempunyai usaha utama yang telah berjalan sekurang-kurangnya 1 tahun dengan lokasi usaha yang tetap dan strategis (ditunjukkan dengan Surat Izin Usaha Perdagangan/SIUP) atau Surat Keterangan Usaha dari RW setempat)
  • Calon agen harus memiliki kemampuan, kredibilitas, reputasi, dan integritas yang baik
  • Jika calon agen merupakan salah satu nasabah kredit, maka ada syarat tambahan lagi. Yaitu, tidak boleh mengalami keterlambatan pembayaran cicilan kredit selama 6 bulan terakhir
  • Menyerahkan KTP, Kartu Keluarga, dan NPWP
  • Masing-masing bank pelaksana Laku Pandai biasanya punya syarat tambahan. Misalnya syarat tambahan untuk menjadi Agen Laku Pandai BRILink: punya rekening tabungan atau giro BRI yang dilengkapi kartu ATM atau debit, serta saldo yang mengendap Rp 3 juta pada rekening tabungan atau giro untuk keperluan transaksi (kecuali nasabah pinjaman BRI).

Fintech Berkontribusi Tercapainya Target Inklusi Keuangan

Menjamurnya perusahaan financial technology (fintech) ternyata memiliki andil terhadap pencapaian target inklusi keuangan. Fintech berkolaborasi dengan perbankan menghadirkan produk-produk keuangan yang lebih mudah diakses masyarakat. Gimana sudah melek keuangan belum?

Baca Juga: Pertama di Dunia, Investasi Green Sukuk Ritel atau ST006 Mulai Dari Rp 1 Juta

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement