Kamis 14 Nov 2019 18:09 WIB

Kebutuhan Listrik Jadi Prioritas Utama Menteri ESDM

Menteri ESDM menyebut kebutuhan listrik dan program 35 ribu MW akan jadi target utama

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja berada di proyek pembangunan rumah turbin untuk  PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (9/7). PT PLN (Persero) membangun PLTA Jatigede berkapasitas 2x55 MW yang merupakan program 35.000 MW dengan memanfaatkan air dari Waduk Jatigede.
Foto: Hafidz Mubarak/Antara
Pekerja berada di proyek pembangunan rumah turbin untuk PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Senin (9/7). PT PLN (Persero) membangun PLTA Jatigede berkapasitas 2x55 MW yang merupakan program 35.000 MW dengan memanfaatkan air dari Waduk Jatigede.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Kebutuhan listrik menjadi prioritas utama yang dicanangkan Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam jangka waktu lima tahun ke depan selama menjabat di pemerintahan.

Upaya tersebut akan segera diselesaikan secara Cepat, Cermat dan Profesional (CCP) selama lima tahun ke depan, selain itu ada empat prioritas lainnya yang akan menjadi target. Ia berjanji akan menuntaskan program 35 ribu Mega Watt (MW) pada akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024. "Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun ke depan, program 35 ribu MW akan terselesaikan," ujar Arifin dalam informasi tertulis di Jakarta, Kamis (14/11).

Meningkatnya kebutuhan listrik, lanjutnya, akan diisi dengan mendorong pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) yang diperkirakan memiliki potensi 400 Giga Watt (GW).

"Kita prioritaskan untuk memanfaatkan sumber-sumber EBT. Apalagi Indonesia sangat banyak memiliki sumber, ini kalau hitung berdasarkan datanya bisa mencapai 400 GW," ujarnya.

Perhatian besar Menteri ESDM terhadap EBT lantaran dinilai mampu menghasilkan energi bersih yang ramah lingkungan.

"Kita tidak tergantung lagi pada energi fosil dan (EBT) menghasilkan emisi yang bersih yang akan mendukung kesehatan penduduk indonesia sehingga masyarakat tumbuh berkembang cerdas ke depan," kata Arifin.

Salah satu yang akan didorong dalam pengembangan EBT ini adalah biodiesel. Arifin mengungkapkan,biodiesel juga bermanfaat memberi dampak perekonomian besar bagi pengusaha perkebunan kelapa sawit kecil, disamping sebagai energi bahan bakar rendah emisi.

"Apa yang kita lakukan terhadap biofuel adalah untuk mengurangi emisi," katanya.

Upaya lain yang jadi fokus Arifin adalah pembangunan transmisi listrik dan gas. Kementerian ESDM akan segera menyelesaikan pembangunan transmisi listrik dan gas di Sumatera dan Kalimantan. "Saya harap keberadaan energi ini mendukung sektor pariwisata. Tanpa energi mungkin agak sulit mengembangkan pariwisata," tuturnya.

Beberapa bulan lalu, Pemerintah telah membangun tol listrik di Sulawesi. Membentang sejauh 3.767 kms (kilometer sirkit) dengan 5.687 tower transmisi serta 47 Gardu Induk berkapasitas total 2.648 MVA, tol listrik Sulawesi tahap 1 ini menghubungkan 4 (empat) provinsi yaitu Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Prioritas yang tak kalah penting adalah peningkatanDomestic Market Obligation (DMO) Batubara. "Kami perkirakan dalam 5 tahun ke depan DMO batubara akan meningkat karna kebutuhannya meningkat. Ini dilakukan dari skala besar dan skala kecil," jelas Arifin.

Guna mempermudah upaya Pemerintah membangun sektor ESDM lima tahun ke depan, Kementerian ESDM tak lupa memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mempemudah eksekusi kebijakan. "Kita akan berkomitmen untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk bisa mendukung keberadaan proyek-proyek tersebut," pungkas Arifin.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement