EKBIS.CO, JAKARTA -- Citibank Indonesia menutup kuartal ketiga 2019 dengan laba bersih year to date sebesar Rp 2,4 triliun. Chief Executive Officer (CEO) Citibank Indonesia Batara Sianturi menyampaikan, perolehan tersebut meningkat 70 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Citibank menutup kuartal ketiga dengan mencatatkan kinerja keuangan yang solid," ujar Batara dalam laporan kuartal ketiga 2019 di Hotel Ritz Carlton, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Kamis (14/11).
Batara menjelaskan, pertumbuhan laba bersih ini berkontribusi terhadap peningkatan rasio return on equity (ROE) menjadi 19,14 persen atau meningkat dari 11,55 persen pada triwulan ketiga 2018 dan return on asset (ROA) meningkat menjadi 4,82 persen atau tumbuh dari 3,02 persen pada periode yang tahun lalu.
Batara melanjutkan, selain membukukan pertumbuhan profitabilitas sebesar 70 persen, Citibank juga terus mempertahankan kos yang kuat dan kualitas aset yang baik dengan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sebesar 25,51 persen serta NPL gross dan Net masing-masing sebesar 2,53 persen dan 0,5 persen.
Batara mengungkapkan tiga faktor pendorong meningkatkan pertumbuhan sebesar 70 persen yaitu adanya kenaikan non interest income atau pendapatan nonbunga sebesar delapan persen, kenaikan net interest margin atau margin bunga bersih menjadi 5,92 persen dari sebelumnya yang sebesar 5,8 persen, serta penurunan provisi untuk portofolio kredit.
"Jadi ketiga itu yang mendorong kenaikan laba bersih sebesar 70 persen, yaitu pendapatan nonbunga, pendapatan bunga bersih, dan lebih rendahnya beban cadangan kerugian," ucap Batara.
Batara menyampaikan terjadi penurunan kredit pada triwulan ketiga sebesar 7,84 persen year on year. Batara menatap optimistis kinerja perusahaan ke depan.
Sebagai perusahaan multinasional, Citibank mencatatkan peningkatan pangsa pasar sebesar double digit di segmen korporasi multinasional melalui inisiatif Asia to Asia dengan koridor utama seperti Indonesia-Cina, Indonesia-Korea Selatan, Indonesia-Taiwan, dan Indonesia-Jepang.
Batara melihat mulai banyak perusahaan multinasional yang ekspansi dan investasi di Indonesia dalam empat tahun terakhir. Citibank, kata Batara, siap membantu Pemerintah Indonesia dalam menarik investor dari Cina, Korsel, Taiwan, dan Jepang, yang juga telah menjadi klien bagi Citibank.
"Saya rasa Indonesia bisa meraup keuntungan dari perang dagang sehingga perusahaan yang mau relokasi manufaktur ke negara lain di luar Cina, daripada investasi di Vietnam kita dorong investasi di Indonesia," ucap Batara.
Tak hanya membantu kehadiran investor luar ke Indonesia, Citibank juga siap memfasilitasi perusahaan Indonesia yang ingin melebarkan sayap di empat negara yang masuk dalam program Asia to Asia.
"Kalau mau ekspansi ke luar negeri seperti ke Vietnam, kita juga bantu untuk fasilitas pembayaran karena kita sudah ada Citibank Vietnam," kata Batara.
Selain program Asia to Asia, lanjut Batara, Citibank juga berkolaborasi dengan Traveloka dalam memperkenalkan program konversi Citi Rewards Points-Traveloka Points. Melalui program ini, nasabah kartu kredit Citi yang juga merupakan pengguna Traveloka dapat dengan mudah menukarkan Citi Rewards Points/Miles yang mereka miliki menjadi Traveloka Points secara realtime sehingga memberikan pengalaman berkesan serta kenyamanan bagi para nasabah.
Sementara di lini consumer banking, Citibank berkomitmen memberikan pengalaman terbaik bagi nasabah kami dengan memprioritaskan inovasi dan digitalisasi.
"Citibank pun terus berusaha dalam memberikan mobile first mindset serta mengembangkan platform digital Citi mobile dalam bisnis retail banking dan kartu kredit," lanjut Batara.
Dalam retail banking, Citibank menjadi tuan rumah dalam seminar Citigold Investment Series guna membagikan wawasan dan proyeksi tentang prospek ekonomi Indonesia serta tren ekonomi yang berlaku di dalam negeri serta secara global. Batara melanjutkan, dalam sektor bisnis corporate and investment banking, Citibank menyediakan produk dan layanan deng nilai tambah bagi para klien institutional, termasuk berpartisipasi dalam pasar modal global.
"Beragam pencapaian positif yang telah kami lakukan pada triwulan ketiga 2019 akan menjadi tolak umur bagi kami dalam melanjutkan kinerja yang baik hingga akhir tahun," ucap Batara.
Lebih lanjut Batara mengatakan penurunan kredit yang terjadi selama kuartal ketiga 2019 terdapat pada sektor pertambangan, komunikasi, dan keuangan. Ia menilai hal ini merupakan tantangan yang dihadapi seluruh perbankan.
"Menurut data statistik Bank Indonesia, kredit perbankan ada perlambatan karena tumbuh cuma 8,5 persen atau turun dari double digit tahun lalu," kata dia.