EKBIS.CO, JAKARTA -- Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memperkirakan pendapatan premi asuransi umum tumbuh 17 persen pada tahun depan. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah sebesar 5,3 persen.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Achmad Sudyar Dalimunthe mengatakan pada semester satu 2019 premi asuransi umum tumbuh 20 persen. “Kami koreksi estimasi pertumbuhan premi 2019 hitungan kami akan tumbuh 14 persen. Pada tahun depan dengan pola yang sama maka estimasi tumbuh 17 persen dibandingkan 2019,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (18/11) malam.
Menurutnya kalangan pelaku bisnis menyakini kinerja industri asuransi masih akan tumbuh hingga akhir tahun ini. Salah satu penopangnya dari lini usaha asuransi kredit yang naik seiring peningkatan penyaluran kredit perbankan.
“Asuransi kredit sepertinya tumbuh sejalan dengan kegiatan pencairan kredit perbankan baik untuk usaha kecil maupun kredit konsumtif,” ucapnya.
Dody menyebut proyeksi peningkatan ini juga berkat komitmen pemerintah dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Ambil contoh saja, saat ini pemerintah menyalurkan KUR ke perbankan bersamaan dengan pembayaran premi asuransi.
“Pemerintah sekarang memberikan KUR sekaligus premi asuransi sehingga hal ini memperkecil outstanding premi jadi perusahaan asuransi tidak perlu repot lagi mengumpulkan premi tersebut,” kata Dody.
Keyakinan asosiasi juga ditopang kinerja asuransi kredit sebelumnya. Pada semester satu 2019, asuransi kredit mencatatkan premi sebesar Rp 5,75 triliun atau meningkat 107,58 persen secara year on year (yoy). Realisasi itu mengalahkan pertumbuhan asuransi harta benda yang juga memiliki pangsa pasar besar di industri asuransi umum.