Rabu 20 Nov 2019 11:00 WIB

Lokomotif Ekonomi Syariah

Pengembangan ekonomi syariah merupakan bagian dari strategi bauran kebijakan BI.

Red: Agung Sasongko
Ekonomi syariah (ilustrasi)
Foto:
Ekonomi syariah (ilustrasi)

Hal tersebut sekaligus mendukung kebijakan nasional yang bertujuan mewujudkan potensi industri halal Indonesia. Selain itu, juga menjadikan Indonesia pusat ekonomi syariah dunia, melalui penerapan nilai-nilai dan prinsip dasar ekonomi syariah.

Karena itu, BI telah menyusun cetak biru (blueprint) pengembangan ekonomi syariah yang menjadi acuan kebijakan, strategi, dan program pengembangan yang terintegrasi sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi syariah nasional.

ISEF 2019 ini merupakan bentuk imple men tasi pilar ke-3 cetak biru pengembangan ekonomi syariah BI. Cetak biru ekonomi syariah menegaskan penguatan riset dan edukasi untuk meningkatkan literasi melalui edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah.

ISEF selama enam hari (12-17 November 2019) merupakan event tahunan terbesar di In donesia yang menjadi wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi syariah.

Momentum ini menjadi kesempatan emas para pemangku kepentingan ekonomi syariah Indonesia untuk bertemu para investor asing. Semua ini bertujuan mendo rong lokomotif ekonomi syariah agar mampu memberikan pertumbuhan berkelanjutan di nusantara.

Mari kita lihat data. BI pernah membuat estimasi nilai ekonomi syariah mencapai 80 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2018 sebesar Rp 14.837 triliun, nilai ekonomi syariah mencapai Rp 11.869 triliun (Republika, 14/11/2019).

Meski pasar keuangan syariah Indonesia hingga Januari 2019 baru mencapai 8,6 persen terhadap keuangan konvensional dan pasar perbankan syariah tak beranjak di kisaran 5,6 persen, semangat mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan berkelanjutan tidak pernah berhenti.

Dibandingkan pasar keuangan syariah negara-negara, seperti Malaysia (28,2 per sen), Pakistan (10,4 persen), Mesir (9,5 per sen), pasar keuangan syariah Indonesia ma sih terbilang kecil: peringkat 10 dari 131 negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement