Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Komunal, perusahaan peer-to-peer (P2P) lending online yang berbasis di Surabaya, mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) dengan nilai yang tidak disebutkan. Pendanaan tersebut dipimpin oleh East Ventures dan diikuti oleh Skystar Capital.
Investasi itu rencananya akan digunakan untuk mempercepat misi Komunal dalam menjembatani gap pendanaan (funding gap) yang sangat dibutuhkan oleh para pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang belum bisa dilayani oleh bank, yang jumlahnya kian bertambah.
Hendry Lieviant, Co-Founder Komunal, menyatakan, UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia karena memberikan kontribusi lebih dari 60 persen untuk Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan lebih dari 95 persen untuk penyerapan tenaga kerja.
Baca Juga: Akuisisi 3 Fintech, Anabatic Habiskan Uang Rp50 M
Sayangnya, mereka sering sulit mencari pendanaan lewat lembaga pemberi pinjaman tradisional seperti bank guna melakukan ekspansi bisnis. Hal ini disebabkan karena kurangnya riwayat pinjaman dan biaya operasional yang besar untuk melayani mereka.
"Lewat Komunal, kami ingin membantu UMKM yang potensial untuk terus berkembang dan turut memperbaiki ekonomi Indonesia secara substansial, serta mengurangi kesenjangan," ujar Hendry, melalui siaran pers yang diterima Warta Ekonomi, Selasa (3/12/2019).
Rico menambahkan, model bisnis P2P terbukti mampu membantu meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi lewat inklusi keuangan yang lebih baik. Komunal tidak hanya menyediakan kesempatan bagi masyarakat umum untuk menjadi pemberi pinjaman dengan bunga menarik, namun juga membuka akses pendanaan baru bagi para peminjam yang tidak bisa dilayani bank.
"Lewat platform kami, para pemilik UMKM kini bisa mendapatkan pinjaman yang mereka butuhkan untuk tumbuh," ujar Rico Tedyono, Co-Founder Komunal.
Kendrick Winoto, Co-Founder Komunal, juga menambahkan, hanya dalam waktu delapan bulan, Komunal telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp50 miliar untuk para UMKM berkualitas, khususnya di wilayah Jawa Timur.
"Ini baru awal, dan kami bersemangat untuk terus memperluas jaringan guna melayani lebih banyak kota di Jawa Timur, serta provinsi-provinsi lain yang relatif belum terjangkau pada tahun depan," ujar Kendrick.
Lanskap bisnis pinjaman online di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cepat selama tiga tahun terakhir. Pada Juni 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total transaksi pinjaman P2P bisa mencapai angka Rp45 triliun, naik 97,7% sejak Desember 2018.
Baca Juga: StickEarn Kantongi Investasi Rp77,94 M Dipimpin East Ventures dan SMDV
Sementara Willson Cuaca, Managing Partner East Ventures, mengatakan, Komunal mempunyai misi yang serupa dengan East Ventures, yaitu mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Tim Komunal telah membuktikan kemampuan mereka dalam melakukan eksekusi dengan cepat, namun tepat, terlepas dari status mereka sebagai pendatang baru dan hadir di kota tingkat dua.
"Kami senang bisa turut bergandengan tangan dengan mereka dalam membuka kesempatan yang lebih baik bagi para UMKM di Indonesia," ujar Willson.
Ide pembuatan Komunal sendiri muncul ketika para pendiri menyadari besarnya jumlah gap pendanaan yang dialami oleh Indonesia sejak awal 2018. Gap pendanaan bagi para pemilik UMKM di Indonesia bisa mencapai angka Rp1.000 triliun (sekitar US$70 miliar) per tahun, meskipun sektor perbankan dan keuangan mikro tengah tumbuh dengan pesat. Gap ini bahkan terlihat lebih jelas di luar wilayah Jabodetabek, yang mengelilingi ibu kota Jakarta.