Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Jika menyebut tentang penderma, sontak terlintas dalam benak masyarakat adalah nama Bill Gates, Warren Buffett, dan orang kaya di dunia lainnya. Namun, ternyata orang kaya asli Indonesia, juga tak kalah dermawannya.
Belum lama ini, Forbes merilis 30 daftar nama pengusaha di Asia yang paling dermawan. Di antara 30 nama tersebut, ada dua orang pengusaha asal Indonesia. Siapa saja, ya? Berikut daftarnya:
Baca Juga: Enam Tahun Lamanya, Miliarder Ini Jadi Penderma Rahasia
Theodore Rachmat
Theodore Rachmat termasuk ke dalam daftar konglomerat paling dermawan di Asia. Ia menduduki posisi ke dua.
Perusahaan miliknya, Grup Triputra Indonesia telah menyumbangkan hampir 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 70 miliar untuk A&A Rachmat Compassionate Service Foundation. Organisasi tersebut mendukung peluang pendidikan, perawatan kesehatan, dan panti asuhan.
Yayasan yang diluncurkan pada tahun 1999 ini dibentuk sebagai pemberi dana beasiswa, dan telah memberikan beasiswa kepada 21.000 penerima selama bertahun-tahun, dengan Rachmat menyumbang 12,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 175 miliar.
Baca Juga: Dihujat! Donasi 'Hanya' Rp1,3 Triliun, Jeff Bezos Kalah Dermawan dari Gates dan Buffett. . .
Dana yang diberikan digunakan untuk memastikan bahwa siswa tetap bersekolah dan belajar secara efektif dari tahap awal, selain itu yayasan ini juga menyelenggarakan program pelatihan tahunan untuk guru sekolah dasar. Pada 2005, yayasan ini berkembang menjadi layanan kesehatan dan mendirikan klinik di daerah pedesaan dengan biaya kurang dari 2 dolar AS atau sekitar Rp 28.075 per kunjungan.
Anderson Tanoto & Belinda Tanoto
Selanjutnya, ada kakak beradik asal Tanah Air bernama Anderson Tanoto dan Belinda Tanonto. Keduanya telah menyumbang melalui Tanoto Foundation, sebesar 16,7 juta dolar AS atau sekitar Rp 234 miliar, jumlah naik 30 persen dari tahun 2018.
Baca Juga: 5 Pengusaha Paling Dermawan di Dunia
Dana tersebut digunakan untuk mendukung dan menyediakan pendidikan untuk semua kalangan umur, dari anak usia dini hingga universitas. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah terhambatnya pendidikan pada anak-anak Indonesia yang menimpa sekitar 10 juta pemuda Indonesia.
Dari keduanya, Belinda adalah yang paling aktif terlibat dalam yayasan dan berfokus terutama pada pendidikan anak usia dini. Yayasan ini sejauh ini telah melatih 15.000 guru dan mendanai hampir 7.500 beasiswa universitas.