EKBIS.CO, JAKARTA -- Indonesia masih akan menghadapi banyak tantangan di sektor pertanian. Apabila tidak diantisipasi, dalam 10 tahun mendatang Indonesia diprediksi bisa mengalami krisis pangan.
Head of Business Sustainability PT Syngenta Indonesia, Midzon Johannis, menyebut tantangan disektor pertanian utamanya dirasakan oleh para petani. Jumlah petani dinilai sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah polulasi yang ada.
"Perbandinganmya 1 petani harus memberi makan 10 orang," kata Midzon dalam acara diskusi yang digelar Institute for Foods and Agriculture Development Studies (IFADS) di Jakarta, Kamis (12/12).
Midzon mengungkapkan, saat ini ada sekitar 28 juta rumah tangga yang hidup dari pertanian. Artinya, kurang lebih ada 100 juta pendudk Indonesia yang bergantung dari hasil pertanian.
Ditambah, pada 2030 penduduk Indonesia diprediksi akan meningkat menjadi 300 juta jiwa. Sedangkan orang yang mengerjakan pertanian terus berkurang lantaran dampak dari migrasi. Pada 2030, sekitar 70 persen penduduk Indonesia diperkirakan hidup di kota.
Sementara itu, dari total jumlah petani yang ada di Indonesia, sekitar 57 persennya masih tergolong sebagai petani kecil. Petani kecil ini rata-rata hanya memiliki lahan kurang dari 0,5 hektare.
Dari sisi ketersedian lahan, luas lahan pertanian di Indonesia semakin menyempit. Menurut Midzon, luas sawah pada 2018 tercatat sekitar 7,1 juta hektare, lebih sedikit dibandingkan 2013 yang mencapai 7,75 juta hektare.
"Dalam lima tahun berkurang lahan sawah hingga 650 ribu hektare," kata Midzon.
Di samping itu, tantangan juga yang paling dirasakan yaitu perubahan iklim. Perubahan iklim ini berujung pada rendahnya kapasitas produksi pertanian. Saat ini produksi jagung Indonesia hanya 5,7 ton per hektare, jauh lebih rendah dibandingkan Amerika yang sudah mencapai 10.5 ton per hektare.
Untuk itu, lanjut Midzon, diperlukan keterlibatan semua pihak agar tantangan pertanian ke depan ini bisa diantisipasi. Termasuk menggandeng lembaga riset dalam menciptakan inovasi teknologi pertanian.