EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek pembangunan kereta ringan (LRT) Jabodebek dan kereta cepat Jakarta-Bandung di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/12). Menurut Jokowi, kedua proyek tersebut ditargetkan akan rampung pada 2021 akhir.
Ia mengatakan, investasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sendiri senilai 6 miliar dolar AS dan proyek LRT dengan nilai investasi sebesar Rp 29 triliun.
“(Kereta cepat) Investasi 6 miliar dolar dan akan diselesaikan insyaallah akhir 2021. LRT investasi 29 triliun dan akan selesai 2021 akhir,” kata Jokowi.
Setelah kedua proyek tersebut rampung, seluruh moda transportasi yang ada pun akan terintegrasi. Karena itu, Presiden juga menginstruksikan Gubernur DKI Jakarta untuk mengintegrasikan moda transportasi yang ada.
“Semuanya akan terintegrasi misalnya kereta cepat stasiun di Halim, LRT juga Halim, sehingga terkoneksi semuanya, bus TransJakarta. Saya minta gubernur DKI link-kan di sana, 2021 akhir,” ujarnya.
Jokowi mengatakan, lamanya proses pembangunan ini bukan karena permasalahan lahan, namun karena rumitnya pengerjaan di lapangan. Bahkan Jokowi menyebut, 99,9 persen lahan telah dibebaskan.
“Seperti jalan tol ini. Itu kesempatan memasang gildernya hanya 3-4 jam per hari karena lalu lintas padat dan hanya malam hari. Kedua, di sampingnya ada LRT dibangun. Sampingnya ada kereta cepat. Bayangkan rumitnya sekali lagi kalau kita terlambat membangun infrastruktur,” jelas dia.
Karena itu, ia juga tak ingin keputusan politik yang lambat akan semakin memperlama proses pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan. Sebab juga akan berdampak pada daya saing negara.
“Sehingga semuanya memang jangan sampai keputusan politik perlambat dalam memutuskan hal-hal yang penting terutama dalam daya saing,” kata Jokowi.
Saat meninjau proyek LRT dan kereta cepat ini, Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Komisaris Utama PT Adhi Karya Fadjroel Rachman.