EKBIS.CO, CHICAGO -- Emas berjangka di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi). Hal itu karena indeks-indeks acuan di Wall Street memperpanjang kenaikan dan dolar AS semakin menguat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun 1,9 dolar AS atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 1.478,70 dolar AS per ounce. Investor pasar saham Amerika Serikat tetap optimistis setelah Beijing dan Washington pekan lalu menyetujui teks perjanjian ekonomi dan perdagangan fase satu.
Indeks Dow Jones Industrial Average, S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq memperpanjang kenaikan dan mempertahan rekor tertinggi mereka sebelum penyelesaian transaksi emas. Ketika ekuitas membukukan keuntungan, emas biasanya turun karena investor tidak perlu mencari tempat yang aman dan mengalihkan investasi mereka ke aset-aset berisiko yang memberikan imbal hasil lebih tinggi.
Tekanan tambahan datang dari kenaikan dolar AS. Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utamanya, naik lebih lanjut menjadi sekitar 97,40, yang membuat emas yang dihargakan dalam dolar lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.
Adapun logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret 2020 turun 2,3 sen atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada 17,049 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2020 naik 5,9 dolar AS atau 0,63 persen, menjadi menetap di 935,70 dolar AS per ounce.
Sehari sebelumnya, emas berjangka sedikit lebih tinggi setelah bersusah payah merangkak naik di tengah kenaikan indeks acuan saham AS dan penguatan dolar AS. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naik tipis 0,1 dolar AS atau 0,01 persen menjadi 1.480,60 dolar AS per ounce pada penutupan perdagangan Selasa (17/12).
Indeks-indeks acuan di Wall Street cenderung terus naik karena sentimen investor terangkat setelah China dan Amerika Serikat menyetujui kata-kata dari perjanjian ekonomi dan perdagangan fase-satu.