EKBIS.CO, JAKARTA -- Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikerjakan oleh PT Chevron Pacific Indonesia kembali diprediksi akan mengalami keterlambatan dalam pengerjaannya. Namun, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mentargetkan proyek ini bisa selesai pada 2025.
Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto menyatakan sampai sekarang belum terlalu banyak progres yang bisa diharapkan dari IDD. Sehingga SKK Migas harus realistis dengan target yang ada.
Salah satu proyek laut dalam pertama dan terbesar di Indonesia ini semula ditargetkan selesai pada 2024 tapi kemungkinan akan mundur menjadi 2025. "IDD, Kalimantan Timur yang saat ini dipegang oleh Chevron kita berahap di 2024 atau mungkin 2025 kita harapkan," kata Dwi di Kantor SKK Migas, Kamis (19/12).
SKK Migas kata Dwi masih menantikan revisi Plan of Development (PoD) dari Chevron yang tidak kunjung diserahkan. Bahkan menurutnya IDD belum ada kejelasan. "Proyek IDD kita sedang menunggu tindak lanjut dari Chevron seperti apa misal kita hitung tahun 2020 proyeknya sendiri belum ada kejelasan," ujarnya.
Meskipun begitu, Dwi meyakini cepat atau lambat IDD pasti akan dikembangkan. Pasalnya kebutuhan gas juga akan makin meningkat. SKK Migas pun kata dia tidak mengkhawatirkan kepastikan konsumen dari gas IDD.
"Tapi IDD dengan suplai ke Kalimantan Timur saya kira nggak begitu khawatir mengenai pemasaran gasnya. Tapi tetap kan harus ada proses," kata Dwi.
Proyek IDD direncanakan memiliki kapasitas terpasang sebesar 1,1 miliar kaki kubik gas alam dan 47 ribu barel kondensat per hari.
Saat ini kepemilikan saham Chevron pada proyek IDD sebesar 63 persen. Sisanya, dikuasai mitra usaha seperti ENI, Tip Top Oil and Gas Co, Pertamina Hulu Energi, dan Mitra Muara Bakau.
Chevron sendiri dikabarkan tengah melakukan pembicaraan dengan para mitra mengenai nasib kelanjutan konsorsium IDD.