Senin 23 Dec 2019 17:10 WIB

Menteri ESDM Sebut Freeport Kembangkan Tiga Lapangan Baru

Pengembangan lapangan baru diharapkan memperbaiki produksi Freeport.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang di PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.
Foto: Musiron/Republika
Pekerja memeriksa proses pengolahan biji tambang di PT Freeport Indonesia, Tembagapura, Mimika, Papua.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif sempat melakukan lawatan ke PT Freeport Indonesia di Timika. Ia mengatakan perusahaan akan melakukan pengembangan tiga lapangan baru untuk bisa menambah produksi.

Arifin menjelaskan untuk tahun depan memang produksi Freeport akan turun karena tambang grasberg yang open pit sudah habis. Namun, kata Arifin, perusahaan akan memulai menambah dibagian underground dalam waktu dekat.

Baca Juga

"Mereka akan masuk ke tiga lapangan baru salah satunya yang underground. Itu cadangannya cukup besar," ujar Arifin di Kantor BPH Migas,  Senin (23/12).

Arifin pun berharap pada 2021 dan 2022 produksi Freeport akan membaik kembali. Ia juga berharap untuk Freeport bisa menyelesaikan pembangunan pabrik pemurniannya.

"Mudah mudahan produksi bisa kembali membaik pada 2021 dan 2022 mendatang dan smelter segera selesai," ujar Arifin.

Arifin berharap, PTFI bisa mengurangi risiko dan hambatan dalam proses transisi ke underground mine ini. Menurut Arifin, salah satu hambatan yang menjadi tantangan terbesar PTFI ialah terkait pemisahan air dalam proses penambangan (wet max).

"Terkait kontinuitas produksi mining copper yang dilakukan oleh PTFI, coba cari fast track dan penelitian-penelitian agar bisa mengurangi risiko-risiko yang bisa mengurangi hambatan produksi," ujar Arifin.

Berdasarkan dari Kementerian ESDM, mulai tahun 2020 hingga 2023 rencananya tambang bawah tanah itu bisa menggantikan Grasberg open pit di wilayah DOZ, Big Gossan, DMLZ dan Grasberg Block Cave. Pada tahun 2020, volume penambangan bawah tanah PTFI direncanakan bisa mencapai 96.000 ton bijih per hari. Bijih tersebut merupakan batuan yang mengandung mineral tembaga, emas dan perak.

Volume produksi bijih itu ditargetkan akan terus menanjak. Pada tahun 2021,rencananya PTFI bisa memproduksi sebesar 160.000 ton per hari. Sementara pada tahun 2022 menjadi sebesar 216.000 ton per hari, dan pada tahun 2023 menjadi 217.000 ton per hari.

Sebagai informasi, saat ini PTFI memiliki enam blok/prospek dengan volume tambang sebesar 2.756.729 kilo ton dengan kadar rata-rata sebagai berikut: Cu 0,67 persen, Au 0,59 gr/ton, dan Ag 3,51 gr/ton. Sedangkan cadangannya sebesar 1.869.083 kilo ton dengan kadar rata-rata Cu 1,03 persen; Au 0,79 gr/ton dan Ag 4,52 gr/ton.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement