Rabu 22 Jan 2020 09:28 WIB

Kepala BKPM-Mitsubishi Bahas Rencana Ekspansi Rp 2,1 Triliun

Mitsubishi meminta tax holiday untuk rencana perluasan pabrik baru di Cilegon

Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam kunjungan kerjanya menghadiri World Economic Forum (WEF) 2020 di Davos, Swiss, bertemu dengan Mitsubishi Chemical. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai rencana ekspansi Mitsubishi senilai 150 juta dolar AS (sekitar Rp 2,1 triliun).

Menurut Bahlil, perusahaan asal Jepang itu membutuhkan insentif tax holiday untuk merealisasikan rencana perluasan investasi pabrik baru di Cilegon, Banten. "Perizinan investasi dan insentif semua sudah terpusat di BKPM. Kami akan kawal investasi baru Anda sampai jadi di Indonesia. Ada masalah apa, hubungi saya saja," kata Bahlil kepada CEO Mitsubishi Chemical Holdings Corporation Hitoshi Ochi, seperti dikutip dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (22/1).

Baca Juga

Dalam pertemuan yang digelar Selasa (21/1) itu, Bahlil didampingi Dubes RI untuk Swiss Muliaman D Hadad, Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi, serta Komite Investasi Yuki Hanafi, dan Rizal Calvary Marimbo.

Bahlil menyambut baik rencana perluasan investasi Mitsubishi itu. Ia juga mendorong Mitsubishi Chemical untuk meningkatkan investasinya di Indonesia.

"Agar semakin mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan investasi dengan produk substitusi impor," ujar Bahlil.

Sementara itu, pihak Mitsubishi sangat berterima kasih atas respons cepat BKPM. "Kami ucapkan terima kasih. Respon Bapak Kepala sangat cepat dan konkret. Kami akan memenuhi semua persyaratan yang diminta Kepala BKPM. Utamanya kemitraan dengan pengusaha domestik," ujar Hitoshi Ochi.

Mitsubish Chemical merupakan perusahaan kimia terbesar Jepang yang berdiri sejak tahun 2005. Perusahaan itu menggarap lini bisnis yakni otomotif dan dirgantara, IT (elektronik dan display), kesehatan (pangan dan bioproduct), lingkungan/energi, pengemasan, label dan film.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement