Jumat 11 Nov 2022 21:14 WIB

Menteri Bahlil: Indonesia Tujuan Tepat Bagi Investasi Hijau

Menteri Bahlil sebut realisasi Investasi kuartal III sebesar Rp 307,8 triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membuka Forum Investasi B20 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) hari ini, Jumat (11/11). Forum Investasi B20 bertema ekosistem bisnis hijau berkelanjutan itu turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, Chairwoman B20 Shinta W Kamdani, serta Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membuka Forum Investasi B20 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) hari ini, Jumat (11/11). Forum Investasi B20 bertema ekosistem bisnis hijau berkelanjutan itu turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, Chairwoman B20 Shinta W Kamdani, serta Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membuka Forum Investasi B20 yang diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) hari ini, Jumat (11/11). Forum Investasi B20 bertema ekosistem bisnis hijau berkelanjutan itu turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, Chairwoman B20 Shinta W Kamdani, serta Perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura.

Bahlil menyatakan, perekonomian Indonesia saat ini masih dinilai baik. Sejalan dengan hal tersebut, realisasi Investasi Indonesia pada kuartal III 2022 tercatat sebesar Rp 307,8 triliun, naik 42,1 persen dibandingkan tahun lalu. 

Ia juga menegaskan, investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya di Indonesia. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK), pemerintah akan terus konsisten untuk pengurusan izin berusaha yang mudah."Industri kita saat ini berfokus pada industri hilirisasi. Hal ini berbanding lurus dengan investasi hijau yang berkelanjutan. Pemerintah juga akan memberikan fasilitas terbaik asal sesuai peraturan berlaku,” tutur Bahlil.

Dirinya menjelaskan, tujuan investasi pada 2022 ini yaitu pemerataan investasi di Indonesia. Maka, pemerintah tidak hanya fokus terhadap investasi di pulau Jawa.

Terbukti, kata dia, saat ini realisasi investasi luar Jawa sejumlah Rp 166,3 triliun (54 persen). Sedangkan Jawa sendiri sejumlah Rp 141,5 triliun (46 persen). 

Sejalan dengan yang disampaikan Bahlil, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, dalam penanggulangan pandemi COVID-19 yang sudah berjalan selama dua tahun ini, Indonesia mengalami banyak kebangkitan dalam ekonomi digital. Luhut meyakini ekonomi kreatif yang berbasis digital saat ini tidak bisa diragukan kekuatannya, sehingga para pengusaha di Indonesia harus terbuka terhadap perkembangan teknologi yang berbasis pada ekonomi hijau.

"Indonesia sedang mengalami transformasi ekonomi yang berkelanjutan dengan tujuan zero carbon emission nantinya. Pemerintah memberikan beberapa target yakni bidang pertanian, pengolahan sampah, industri, kehutanan, serta energi. Kita perlu kerja sama yang baik untuk mewujudkan ini semua,'' jelas Luhut.

Ketua KADIN Indonesia Arsjad Rasjid menegaskan dukungannya terhadap perbaikan perubahan iklim dunia melalui peran pengusaha dalam pemulihan lingkungan. Ia menyatakan, dukungan KADIN terhadap perbaikan lingkungan terealisasi melalui program KADIN Net Zero Inisiatif Pusat. 

"Kita semua membutuhkan solusi energi bersih untuk menurunkan emisi dan pembiayaan untuk investasi di industri dekarbonisasi. Saya mendorong para pelaku usaha sebagai tangan pertama dalam menavigasi dekarbonisasi industri," ujar Arsjad.

Dalam kesempatan ini, Chairwoman B20 Shinta W Kamdani memaparkan, saat ini nilai rantai industri menghasilkan 74,5 persen emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di seluruh dunia. Hanya saja, pada saat sama, bisnis memegang tanggung jawab untuk pemulihan ekonomi yang cepat. 

Menurutnya, hal ini merupakan dilema yang dihadapi para pebisnis dan pemimpin negara dalam mempertahankan target ekonomi jangka pendek yang kuat sambil menjaga keberlanjutan jangka panjang. 

"Visi bersama kami untuk memungkinkan lebih banyak investasi yang mendukung proses kemampuan lokal untuk menghasilkan produk dan layanan berkualitas tinggi serta berkelanjutan dengan bernilai tambah bagi bahan baku dasar. Ini akan meningkatkan kredibilitas rantai nilai global serta membangkitkan nama Indonesia ke depannya," tutur Shinta.

Business 20 atau B20 merupakan forum resmi yang menjadi bagian dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. B20 lebih sering dikenal sebagai forum dialog antara komunitas bisnis global yang terdiri dari 1.000 lebih delegasi dari negara-negara G20.

Lewat adanya forum Net Zero Summit ini diharapkan pengusaha lokal dan pemerintah dapat berkolaborasi menciptakan ekosistem investasi yang berkelanjutan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement