EKBIS.CO, JAKARTA -- Merebaknya virus Corona membuat perusahaan tambang timah, PT Timah melakukan wait and see atas proyeksi penjualan dan harga pada tahun ini. Isu virus corona mengoreksi harga timah internasional.
Direktur Utama PT Timah, Riza Pahlevi menjelaskan harga Timah pada awal Januari sempat berada di level Rp 17.800 per ton. Sayangnya, merebaknya isu virus corona mengoreksi harga timah.
Ia mengatakan dengan kondisi ini, perusahaan masih mempertimbangkan apakah akan menaikan produksi pada tahun ini atau tidak. "Harga sempat menyentuh angka Rp 17 ribu per ton, tapi karena corona sempet terkoreksi. Kita masih wait and see. Kalau harga bagus, ya kami tingkatkan produksi lagi. Nanti saya komunikasi lagi sama industri luar negeri untuk bahas ini," ujar Riza di Jakarta, Senin (10/2).
Riza juga menjelaskan pada tahun ini perusahaan menganggarkan dana sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 1,5 triliun untuk investasi. Mayoritas dana tersebut memang masih digunakan perusahaan untuk melakukan eksplorasi penambahan cadangan.
Riza menjelaskan eksplorasi terkini masih dilakukan perusahaan di daerah Kundur dan Bangka Belitung. "Cadangan hari ini prosi investasi adalah untuk eksplorasi. Apalah itu di kundur maupun di bangka, kami akan terus tingkatkan eksplorasi," ujar Riza.
Ia juga menjelaskan dari sisi besaran cadangan, perusahaan masih banyak memiliki cadangan. Sebab, selama ini perusahaan juga melakukan penambangan di daerah terbuka saja. Cadangan primer belum sepenuhnya dibuka sehingga masih ada cadangan yang belum diolah.
"Dulu, kita masih menambang di aluvial. Cadangan primer di potensi ada beberapa tambang primer yang kita buka, kita kaji untuk dikembangkan," ujar Riza.