Senin 17 Feb 2020 17:00 WIB

Evermos, Kiat Iqbal Membangun Ekosistem Ekonomi Digital Muslim

Evermos dimulai dari sebuah impian, visi, dan tujuan membantu pelaku bisnis kecil.

Rep: Dyah Hasto Palupi (swa.co.id)/ Red: Dyah Hasto Palupi (swa.co.id)
Iqbal Muslimin, CEO Evermos,   platform untuk menjual produk-produk muslim Indonesia
Iqbal Muslimin, CEO Evermos, platform untuk menjual produk-produk muslim Indonesia

Pemasaran digital bukan dunia baru bagi Iqbal Muslimin. Sejak 2013 Iqbal sudah bergelut di bidang e-commerce dengan mendirikan I-Toku Magazine, mengelola konten editorial, memiliki ide penulisan artikel, mengembangkan situs web, dsb. Kemudian, berturut-turut ia bergabung dengan Brambang.com, lalu Bobobox, hingga terakhir melahirkan Evermos, bersama delapan temannya di Bandung.

Menurut Iqbal yang ditunjuk sebagai CEO Evermos, nama Evermos adalah singkatan Everyday Need for Every Moslem, platform untuk menjual produk-produk muslim Indonesia. Sebagai wadah yang fokus menjual produk hijab sehari-hari, Evermos bertujuan menghubungkan supplier dan reseller.

“Evermos dimulai dari sebuah impian, visi, dan tujuan untuk membantu pelaku-pelaku bisnis kecil dan perorangan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaaan besar dan yang sudah maju,” ungkap lulusan Ilmu Komputer, Universitas Telkom, Bandung ini.

Didirikan pada November 2018, Evermos kini telah berbentuk PT dengan nama unik, PT Setiap Hari Dipakai, yang berarti sama dengan Evermos. “Dengan kolaborasi bersama brand-brand muslim dan reseller, kami membangun channel penjualan terbesar dan peluang bisnis sebagai reseller untuk berjualan produk muslim di Indonesia dengan lebih efisien dan efektif,” Iqbal menjelaskan.

Ia berharap Evermos menjadi jembatan yang menggandeng bersama dengan sinergi, ukhuwah untuk membangun ekonomi umat bersama-sama sehingga individu kecil dan pelaku industri pun menjadi mandiri.

Iqbal mengatakan, selama ini pasar digital muslim di Indonesia belum tergarap maksimal. Maka, ia pun ingin menciptakan ekosistem digital untuk muslim yang menyediakan seluruh kebutuhan, terutama produk halal. “Sejak 2017 saya sudah kepikiran membuat aplikasi digital yang berfokus ke muslim,” ujarnya. Ia mengaku terinspirasi oleh semakin banyaknya perempuan di kantornya yang berhijab.

Evermos hadir sebagai social commerce. Hal utama yang dilakukan adalah mempertemukan supplier dan reseller. “Kami menggandeng banyak sekali reseller dari yayasan atau organisasi, terutama di Bandung (karena Evermos berasal dari Bandung),” kata Iqbal. Ternyata, tambahnya, banyak juga yayasan ataupun organisasi yang menjadi reseller yang selama ini masih kebingungan bagaimana mengembangkannya.

Agar berdampak maksimal, reseller yang diprioritaskan Evermos adalah yang telah memiliki jaringan sosial, terutama untuk konsumen yang belum terpapar pengetahuan menyeluruh tentang belanja online dan transaksi online.

“Kami melihat bahwa masyarakat di second dan third city masih belum terbiasa berbelanja online. Sehingga, reseller kami selain sebagai penjual juga harus mampu menjelaskan kepada konsumen agar terbiasa dengan cara belanja online,” paparnya.

Berdiri pada November 2018, kini Evermos memiliki lebih dari 28 ribu penjual di seluruh Indonesia dan menggandeng lebih dari 230 pemasok dari label muslim lokal dan UMKM. Sebut saja, Zoya, Rabbani, dan Elbina di produk fashion, serta Syaamil dan Corodoba untuk Al Quran.

Bagi mereka yang ingin menjadi penjual Evermos sebagai bisnis sampingan, mudah saja. Syaratnya cukup mengisi form data diri dan membayar biaya registrasi Rp 300 ribu untuk keanggotaan seumur hidup. Setelah terdaftar, mereka bisa langsung berjualan tanpa proses panjang.

“Di Evermos, kami mengagregasi sebanyak-banyaknya reseller dan supplier. Mereka tinggal pilih saja produk-produk yang sekiranya sesuai dengan konsumen untuk dipajang di website pribadi mereka. Harga jualnya pun setara untuk seluruh reseller sehingga tidak akan terjadi persaingan harga,” kata Iqbal tandas. Ia menambahkan, reseller yang bisa menjual produk akan mendapat komisi penjualan rata-rata 20% dari vendor supplier.

Dalam hal ini, Evermos membebaskan penjual merancang sendiri desain website-nya, termasuk layout website, banner, dan komponen lainnya. Sehingga, penjual dengan mudah membagikan foto dan informasi produk ke konsumen.

“Fitur ini memudahkan reseller untuk menjadi konsultan fashion bagi konsumen. Sehingga, konsumen tidak usah repot-repot scroll katalog. Tapi kalau mereka ingin lihat-lihat produk lain, juga bisa,” kata Iqbal yang baru saja mendapat dana seri A senilai Rp 115 miliar yang dipimpin Jungle Ventures, serta melibatkan Shunwei Capital dan Alpha JWC Ventures.

Dengan skema tersebut, Evermos berperan sebagai jembatan bagi pebisnis atau merchant dengan pedagang yang akan menjajakannya ke konsumen. Iqbal berharap, para pedagang bisa memasarkan beragam produk yang ada di Evermos kepada anggota keluarga, teman terdekat, kolega, dll. Penjualan bisa dilakukan secara langsung atau via sarana platform digital. Produk yang bisa dijual di Evermos bisa mencapai ribuan, dengan rentang harga dari Rp 5.000 hingga jutaan rupiah.

Cara Iqbal umtuk menghindari bermain di belakang --bertransaksi di luar Evermos-- yaitu dengan tidak membocorkan data kontak supplier dan reseller, sehingga seluruh transaksi barang selalu lewat Evermos. Namun, untuk menjaga jejaring ini, Evermos membangun komunitas dan menyelenggarakan pelatihan langsung. Caranya? Di awal mereka mendaftar, mereka langsung dimasukkan ke komunitas menurut daerah masing-masing.

“Di tim kami ada yang namanya Reseller Experience, di mana satu orang Reseller Experience mengelola 300-400 reseller,” kata Iqbal. Tugas mereka adalah memantau penjualan reseller sekaligus memberikan solusi atas berbagai kesulitan yang ditemui reseller.

Lalu, semua promo dari supplier juga diberitahukan langsung kepada reseller. Keuntungannya apa? “Supaya harga promo dari supplier sama dengan harga promo dari reseller. Sehingga, tidak ada perang harga antar-reseller,” kata Iqbal yang kini memiliki 130 karyawan.

“Kami ingin menjadi ekosistem super apps. Kami juga ingin word of mouth-nya berjalan luas agar para reseller bisa membantu teman-teman lainnya,” kata Iqbal. Ia juga bekerjasama dengan Yayasan Beramal Jariyah dengan situs beramaljariyah.org untuk menggalang program Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf. (*)

Reportase: Andi Hana Mufidah Elmirasari

www.swa.co.id

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement