Jumat 21 Feb 2020 12:00 WIB

Bank Syariah Mandiri Sasar Civitas Akademika Kampus ITS

Bank Syariah Mandiri membantu penelitian lewat dana talangan jika dibutuhkan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
PT. Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) meresmikan Kantor Cabang Pembantu (KCP) di lingkungan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (19/2)
Foto: Republika/Dadang Kurnia
PT. Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) meresmikan Kantor Cabang Pembantu (KCP) di lingkungan kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (19/2)

EKBIS.CO, SURABAYA -- Bank Syaraiah Mandiri (Mandiri Syariah) area Surabaya Raya terus berupaya menyasar civitas akademika kampus untuk menjadi nasabah setia. Setelah mendirikan kantor cabang di area Universitas Airlangga (Unair) pada pertengahan Januari, Mandiri Syariah kembali meresmikan kantor cabang di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

"Jadi ini kan KCP, itu berarti kita boleh menghimpun dana dan menyalurkan pembiayaan, yang berkaitan dengan aktivitas civitas akademika di kampus," ujar RCEO PT Bank Mandiri Syariah Regional VI Surabaya, Gunawan Arief Hartoyo melalui siaran persnya, Jumat (21/2).

Baca Juga

Arief mengatakan, lewat kerja sama yang dijalin, diyakininya akan memudahkan aktivitas civitas akademika kampus. Mahasiswa misalnya, bisa dimudahkan untuk membayar SPP melalui mobile banking. Mandiri Syariah juga bisa mengeluarkan dana talangan untuk penelitian, jika memang dibutuhkan.

"Jadi mahasiswa yang akan melakukan pembayaran SPP bisa melakukan mobile banking. Umrah juga kita layani, terus bisa juga membantu penelitian lewat dana talangan kalau memang dibutuhkan," ujar Arief.

Terkait target nasabah yang ingin diraoh di tahun pertama, Arief mengaku pihaknya tidak menatapkan secara spesifik. Namun, kata dia, berdasarkan penelitian, di Indonesia, sekitar 20 persen masyarakatnya mengharapkan transaksi berbasis syariah. Maka kata dia, setidaknya Mandiri Syariah berharap bisa mewadahi civitas akademika yang 20 persen tersebut.

"Tidak menetapkan target secara spesifik. Penelitian itu masyarakat di Indonesia itu ada 20 persen yang menghendaki syariah. Kalau kami melihat 20 persen ya paling kami menetapkan itu," ujar Arief.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement