EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah menjamin pemberian insentif dan diskon tiket pesawat untuk menggejot angka kunjungan wisata sudah dikaji dengan baik. Wisatawan mancanegara yang 'dipancing' berasal dari negara dengan risiko corona yang rendah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal tersebut untuk menjawab kekhawatiran masyarakat bahwa promosi wisata justru akan menambah risiko penyebaran virus corona. "Jadi pariwisata jalan tentu dari wisman yang risikonya rendah dan kita sudah punya protokol untuk itu. Kedua, yang utama mendorong wisata dalam negeri, wisata nusantara, dan juga kegiatan MICE (konvensi dan pameran) dari kementerian," kata Airlangga, Senin (2/3).
Pemerintah memang sedang mengguyur sektor pariwisata dengan berbagai insentif, baik yang berasal dari APBN atau bukan. Secara umum, seluruh kebijakan bertujuan menggenjot konsumsi masyarakat dan menahan laju penurunan kunjungan wisatawan asing dan domestik.
Daya beli masyarakat yang bertahan dan kunjungan wisatawan yang terjaga diharapkan mampu menjaga Indonesia dari ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen pada 2020 ini. Total, pemerintah menyiapkan hampir Rp 10 triliun dari APBN untuk seluruh insentif ini.
Pemerintah merilis insentif untuk turis asing dan wisatawan domestik. Untuk membawa lebih banyak turis asing ke Indonesia, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 298,5 miliar untuk insentif airlines dan travel agent, termasuk di dalamnya biaya sewa influencer.
Sedangkan untuk menggenjot pergerakan wisatawan domestik, pemerintah menyiapkan anggaran Rp 443,9 miliar. Angka tersebut, termasuk untuk memberi diskon harga tiket pesawat sebesar 30-50 persen untuk 25 persen kursi di setiap pesawat yang menuju 10 destinasi di dalam negeri.
Sepuluh destinasi wisata yang mendapat diskon tiket pesawat, antara lain Danau Toba di Sumatra Utara, DI Yogyakarta, Malang di Jawa Timur, Manado di Sulawesi Utara, Bali, Mandalika di NTB, Labuan Bajo di NTT, Bangka Belitung, serta Batam dan Bintan di Kepulauan Riau.