EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Mandiri Sekuritas melalui Mandiri Securities Pte Ltd menilai prospek penerbitan obligasi global masih cukup menarik di Indonesia. Tercatat pasar obligasi global dari Indonesia memiliki pangsa 17,3 persen dan nilai league table credit 1,5 miliar dolar AS atau Rp 21 triliun (kurs Rp 14.000 per dolar AS) per Februari 2020.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Dannif Danusaputro mengatakan perusahaan telah menyelesaikan delapan mandat penerbitan obligasi global. "Saat ini adalah momentum yang tepat bagi korporasi maupun pemerintah untuk dapat memperluas akses pendanaan ke pasar internasional," ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Kamis (5/3).
Menurutnya perusahaan turut didukung fundamental makro ekonomi Indonesia yang solid dan proyeksi suku bunga acuan yang relatif stabil, sehingga penerbitan obligasi global akan menjadi pilihan menarik sepanjang tahun. Para investor global pun menyukai perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan rating internasional yang bagus dan memiliki keterkaitan yang kuat dengan rencana pembangunan pemerintah.
“Perusahaan-perusahaan swasta juga berpeluang untuk mendapatkan sambutan positif dari investor global. Kami pun optimistis penerbitan obligasi global dapat menjadi sarana bagi korporasi di Indonesia untuk meraih pendanaan di pasar modal internasional,” ucapnya.
Ke depan, pihaknya berharap penerbitan obligasi global mampu meningkatkan partisipasi investor internasional dalam mendukung pembangunan nasional, serta memberikan akses serta diversifikasi sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Mandiri Sekuritas mendorong korporasi dan pemerintah untuk bertumbuh melalui solusi pendanaan terlengkap dan inovatif.
“Kami optimistis dapat membantu lebih banyak korporasi maupun pemerintah meraih akses pendanaan internasional melalui penerbitan obligasi global,” ucapnya.
Obligasi global adalah efek bersifat utang yang dapat ditawarkan tidak hanya kepada investor domestik, melainkan juga investor internasional. Penerbitan obligasi global, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan korporasi sebelum go international, seperti rating internasional dan fundamental bisnis yang bagus.