EKBIS.CO, JAKARTA -- Imbas dari Covid-19 tidak hanya ke masalah kesehatan. Sektor ekonomi dalam negeri pun harus bersiap-siap mengalami penurunan akibat dari virus yang dinilai mampu menurunkan daya tahan tubuh manusia ini. Dari perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun melorot bahkan sempat disuspend. Nilai mata uang rupiah juga tercatat melemah bahkan tembus di atas Rp 15.000 per dolar AS.
Di sisi lain, Bank Indonesia kemungkinan juga akan melakukan koreksi atas pertumbuhan ekonomi tahun 2020, di mana sebelumnya pertumbuhan ekonomi diperkirakan ada di 5,0-5,4 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Namun demikian, ditengah situasi ekonomi yang belum sepenuhnya baik, para pelaku sektor perdagangan berjangka komoditi justru masih memberikan optimismenya di tahun 2020.
Data volume transaksi di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sepanjang tahun 2019 dan didaftarkan di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, di sektor perdagangan berjangka komoditi (PBK) rata-rata transaksi harian mencapai 30.552 lot (exclude Single Stock). Transaksi trersebut meliputi Komoditi SPA sebesar 63,80%, Index 7,83%, Currrency 9,63%, Primer 18,41%, dan Single Stock 0,32%. Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan Volume transaksi 5.436 lot. Sedangkan untuk Gula Kristal Rafinasi, Volume transaksi selama tahun 2019 mencapai 19.429 lot.
Sedangkan dalam dua bulan pertama di tahun 2020, rata-rata transaksi harian mencapai 40.286,4 lot (exclude Single Stock). Transaksi trersebut meliputi Komoditi SPA sebesar 69.41%, Index 8.05%, Currrency 7.42%, Primer 15.01% dan Single Stock 0.03%. Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan Volume transaksi 2,939 lot.
Stephanus Paulus Lumintang, direktur utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) mengatakan, pihaknya masih optimistis. Menurutnya, Covid-19 atau Corona menambah ketidakpastian dalam investasi dan perdagangan, akibatnya harga komoditi bergejolak semakin lebar. Ada yang turun tajam, ada yang naik tajam.
“Hal ini membuka peluang buat hedger dan spekulator untuk memanfaatkan produk-produk berjangka kami. Ini bisa dilihat dalam volume rata-rata harian selama dua bulan pertama yang sangat meningkat dibanding tahun sebelumnya. Dan kami masih yakin, tahun 2020 akan ada pertumbuhan sebesar 15% dibandingkan tahun 2019,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Fajar Wibhiyadi, direktur utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) (KBI) mengatakan, secara nasional, mungkin issue Corona akan memberikan pengaruh. Tapi dari sektor perdagangan berjangka komoditi, ia melihat bahwa persoalan Corona tidak akan mengganggu terlalu jauh teradap kinerja perdagangan berjangka komoditi.
“Data perdagangan yang terlihat positif dan terus mengalami pertumbuhan. Dengan peran serta semua stakeholder, kami masih optimistis, pertumbuhan di perdagangan berjangka komoditi ditahun 2020 bisa lebih dari 15% dibandingkan tahun 2019,” kata Fajar.
PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) -- yang berperan sebagai lembaga kliring dan penjaminan traksaksi di perdagangan berjangka komoditi -- terus melakukan langkah untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor perdagangan berjangka komoditi ini.
“Di tahun 2020, selain di trasaksi perdagangan berjangka komoditi, sektor pasar fisik kami proyeksikan juga akan tumbuh. Masuknya komoditas timah batangan di pasar fisik, diperkirakan juga akan menggairahkan perdagangan di bursa komoditi,” ujar Fajar Wibhiyadi.