Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meragukan bantuan sosial (bansos) yang diberikan pemerintah melalui dompet digital akan efektif. Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef, Nailul Huda, mengatakan bahwa pengguna dompet digital tidak mencakup semua kalangan.
"Pangsa pasar e-wallet merupakan generasi milenial dengan rentang usia 18-34 tahun. Usia muda memang usia yang relatif tertarik menggunakan teknologi dibandingkan dengan usia lanjut/paruh baya," ujar Huda dalam video conference, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: Perbankan Lemas, Indef Ramal Kredit Tahun Ini Tak Sampai 5%
Lebih lanjut, Huda memaparkan bahwa penetrasi utama pun masih di Pulau Jawa. Riset Jakpat dan Dailysocial (2019) juga menyebutkan 75 persen pengguna e-wallet di rentang usia 20-35 tahun.
"Survei dari APJII tahun 2018 juga menyebutkan alasan utama orang menggunakan internet juga bukan transaksi keuangan. Hanya 0.3 persen responden dari 5000 sampel memilih transaksi keuangan sebagai alasan utama menggunakan internet," lanjut Huda.
Survei Ipsos Indonesia (2020) juga menyebutkan bahwa pengguna e-wallet merupakan penduduk kelas menengah atas yakni pendapatan 1,25 juta-5 juta.
"Lantas apakah orang miskin harus beli handphone dan instal e-wallet untuk mendapatkan BLT demi perut terisi? Atau ini pure bisnis untuk meningkatkan valuasi?" pungkas Huda.