EKBIS.CO, OGAN KOMERING ILIR -- Sebagai salah satu kabupaten penghasil benih padi terbesar di Sumatera Selatan, kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terus meningkatkan potensinya. Bahkan, Kabupaten OKI menjadi pelopor produsen benih korporasi.
Untuk musim tanam 2019/ 2020, luas penangkaran mencapai 312,25 hektare meliputi 200 hektare penangkaran program korporasi dan 112,25 hektare penangkaran swadaya yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Lubuk, Lempuing dan Lempuing Jaya. Kecamatan Tanjung Lubuk yang melakukan pertanaman paling awal yaitu pada minggu pertama November telah memasuki masa panen pada akhir Februari hingga awal Maret 2020. Produksi gabah kering panen mencapai 6,5 hingga 7,0 ton per hektare.
Ruwiyo, salah satu petani penangkar yang tergabung dalam program korporasi mengatakan dengan adanya program korporasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, petani lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan penangkaran. Pasalnya, merasa aman karena adanya jaminan pasar dari hasil penangkaran.
"Selain itu proses penangkaran yang telah melibatkan BUMN sebagai mitra membuat petani lebih memahami teknis prosedur produksi benih sesuai dengan ketentuan yang berlaku," demikian kata Ruwiyo, Kamis (23/4).
Menurut Ruwiyo, sebagai langkah pertama, PT Pertani telah melakukan pengujian benih padi yang berasal dari penangkaran petani di Kecamatan Tanjung Lubuk, yaitu benih padi varietas Mekongga kelas benih pokok sebanyak 50 ribu ton. Kemudian benih padi varietas Ciherang kelas benih pokok sebanyak 15 ribu ton yang telah selesai pada pertengahan April.
"Saat ini benih padi telah dalam proses pengemasan dan akan segera didistribusikan pada minggu ketiga bulan April untuk penyaluran wilayah Kabupaten OKI khususnya Kecamatan Lempuing, Lempuing Jaya dan sekitarnya," bebernya.
Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Bambang Pramono menuturkan BPSB sebagai instansi yang bertugas melakukan pengawasan dan sertifikasi benih siap untuk melakukan pengawalan kegiatan penangkaran. Yakni penangkaran baik yang merupakan program korporasi maupun penangkaran reguler untuk menghasilkan benih bermutu.
"Pengawas benih ini ujung tombak dalam melakukan pengawasan dari hulu hingga hilir," sebut Bambang.
Bambang menambahkan kegiatan pengawas benih dilakukan mulai dari pengajuan permohonan, pemeriksaan pertanaman, pengambilan contoh benih, hingga pengawasan pemasangan label.
"Diharapkan kepada seluruh petugas pengawas benih agar dapat menjalankan tugas sebaik mungkin sehingga benih yang dihasilkan sesuai dengan harapan petani, benih bermutu dari varietas unggul," tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementan, Takdir Mulyadi mengatakan bahwa korporasi benih dibangun untuk memenuhi kebutuhan benih nasional. Dengan demikian, produksi atau ketersediaan nasional semakin meningkat.
"Sesuai dengan yang seringkali disebutkan oleh Bapak Dirjen Tanaman Pangan Suwandi bahwa benih ini penciri produktivitas, kalau kita bisa memproduksi benih bermutu tentu akan memingkatkan produksi nantinya," ujar Takdir.
Takdir berharap kegiatan korporasi ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bisa meningkatkan taraf hidup petani dan memberdayakan petani meningkat levelnya. Ke depan, program korporasi ini bisa direplikasi ke wilayah lain dengan menggandeng pihak swasta yang mampu menyerap hasil petani.
"Pemasaran telah kami bantu sediakan, petani tinggal memproduksi secara kontinue dengan cara budidaya yang baik," pungkasnya.