Warta Ekonomi.co.id, Bogor
Perusahaan biotek yang banting setir menjadi penambang Bitcoin, Riot Blockchain, mencatatkan laporan keuangan yang kuat pada kuartal I 2020 walaupun pandemi COVID-19 masih menerpa dunia.
Menurut laporan itu, pendapatan penambangan mata uang kripto perusahaan mencapai angka 2,4 juta dolar AS, naik 1,4 juta dolar AS daripada periode serupa pada tahun lalu. Artinya, pendapatan tahunan perusahaan itu meroket 70%.
Padahal, jumlah Bitcoin yang ditambang belum sebanyak pada 2019. "Bitcoin yang diproduksi pada 2020 baru berjumlah 280, sedangkan pada periode tahun lalu, jumlahnya ada di angka 330," lapor perusahaan, dikutip dari Cointelegraph, Rabu (13/5/2020).
Baca Juga: Soal Mata Uang Kripto China, Analis: Yuan Digital Bakal Geser Dominasi Dolar!!
Baca Juga: Logistik Dunia Terganggu Corona, Anak Perusahaan Alibaba Rilis Layanan Pengiriman Internasional
Lebih lanjut, harga rata-rata Bitcoin pada kuartal I 2020 pun lebih tinggi daripada tahun lalu. Rata-rata harga Bitcoin tahun ini setara dengan 8.287 dolar AS, sedangkan tahun lalu nilainya hanya 3.791 dolar AS.
Sementara itu, biaya penambangan tetap stabil dari tahun ke tahun, hanya berbeda 500 ribu dolar AS; terdiri dari biaya produksi untuk pertambangan, seperti sewa dan utilitas.
Namun demikian, Riot melaporkan adanya lonjakan peningkatan pengeluaran untuk pembelian perangkat keras penambangan. Estimasi peningkatan itu mencapai 600 ribu dolar AS daripada periode yang sama tahun lalu.