EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebagai bentuk dukungan terhadap potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), pemerintah memberikan relaksasi-relaksasi pada berbagai sektor, misalnya relaksasi pajak, relaksasi perbankan, hingga harga khusus pendaftaran merek dan hak cipta. Pendaftaran merek, misalnya, saat ini hanya Rp 500 ribu dari harga normal sebesar Rp 800 ribu. Demikian juga untuk pendaftaran hak cipta yang sebesar Rp 200 ribu dari harga normal Rp 400 ribu.
"Pemerintah menitikberatkan kepada peningkatan eskalasi kelas UMKM yang bisa menggerakan roda perekonomian, dan tidak terjebak pada kelas survival stage. Namun meningkat terus hingga kemudian menjadi besar dan menjadi pilar menopang perekonomian negara yang pada saat pandemi Covid-19 ini salah satunya bertumpu pada kekuatan bisnis UMKM," kata Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran Kementerian Koperasi dan UKM, Fiter Silaen, dalam acara Bincang Santai UMKM Alumni Unpad melalui webinar, Sabtu (16/5).
Saat ini pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM sedang merancang program-program terhadap pelaku bisnis UMKM agar tepat sasaran. Fiter mengatakan pemerintah mendorong agar UMKM meningkatkan produknya, perlindungan hukum, standarisasi, sertifikasi, dan perluasan akses pasar khususnya ke luar negeri.
"UMKM jangan terpaku memasarkan produk di dalam negeri namun berorientasi ekspor, untuk marketing dan pemasaran bisa melalui expo, diaspora yang di luar negeri bisa dimanfaatkan menjadi market intelijen sehingga UMKM akan semakin berkembang dan memiliki daya saing yang kuat,” jelasnya.
Acara tersebut juga menghadirkan calon ketua Alumni Unpad, Ary Zulfikar dengan moderator seorang Pengamat dan Penggiat UMKM, Dewi Tenty Septi Artiany.
Dalam kesempatan tersebut,Ary Zulfikar yang juga menjadi inisiator pengembangan UMKM berbasis alumni menyampaikan perkembangan yang sangat menggembirakan dari geliat bisnis UMKM yang digagasnya. Sebagai salah seorang calon Ketua IKA Alumni Unpad, ia menawarkan program mengembangkan potensi bisnis UMKM berbasis alumni.
Sejak dideklarasikan UMKM Alumni Unpad pada tanggal 22 Februari 2020, pihaknya langsung bergerak cepat dengan melakukan pendataan produk produk UMKM alumni, dan sekarang ada sekitar 200 produk UMKM yang dalam media sosial Instagram .
“Jumlah yang mendaftarkan produk untuk dipromosikan melalui instagram UMKM alumni semakin bertambah dari hari ke hari, dengan produk yang sangat beragam dan berkualitas,” jelasnya.
Pihaknya sangat optimistis jika potensi produk UMKM dikelola dengan baik, maka bisnis UMKM bisa berkembang. Dari update harian instagram yang menampilan produk UMKM, jumlah visitornya juga terus meningkat. "Dalam tujuh hari terakhir ini laman instagram yang menampilkan produk UMKM dikunjungi 1000 orang,” jelas Ary Zulfikar.
Karena itu untuk semakin mengembangkan bisnis UMKM, pihaknya menggagas aplikasi tunggal alumni ID pada tanggal 31 Maret 2020. Tujuannya adalah untuk memperkuat jejaring alumini, sehingga pembentukan pasar bersama sebagai tempat memasarkan mempertemukan penjual dan pembeli bisa diwujudkan.
Selain itu, Ary juga menambahkan dalam proses pendataan produk alumni, ternyata ada pelaku UMKM Alumni Unpad yang telah berhasil menembus pasar Internasional. Bahkan pihaknya juga ditawai kerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasokan kopi, teh, produk pangan dan fesyen ke Australia dan Maroko.
Fiter sangat mengapresiasi pengembangan bisnis UMKM alumni Unpad, “Kegiatan ini sangat bagus dan kita mendorong bagaimana mengkolaborasikan potensi-potensi UMKM yang ada pada alumni agar sejalan dengan program-program pemerintah khususnya program UMKM,” jelasnya.
Penggiat UMKM, Dewi Tenty Septi Artiany, mengatakan pentingnya strategi marketing dan manajemen branding. "Lebih mudah mengelola one branding dengan sistem merek kolektif, yaitu satu merek yang dikelola bersama-sama dan dijalankan oleh manajemen yang baik,” jelasnya.
Hal tersebut akan membawa kemajuan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan secara individu atau parsial dari masing-masing pelaku UMKM.
Menurutnya dengan sistem yang terbentuk dalam satu wadah/kelompok usaha bersama seperti sistem koperasi akan semakin mudah untuk mengembangkan produk. Dimana salah satu program pemerintah yaitu sebagai Buffer dan Penyokong, juga dalam pengadaan dana di LPDB, yang memberikan stimulus kepada Koperasi, yang bahkan hingga sebesar Rp 1,8 triliun bagi Koperasi Simpan Pinjam.
“Tentunya akan membawa para pelaku UMKM semakin maju dan memiliki potensi untuk memiliki kesempatan bisnis yang lebih baik," kata Dewi.