Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Laba kuartalan Foxconn, mitra Apple untuk produksi iPhone, telah mencapai level terendah dalam dua dekade di Q1 tahun ini karena perusahaan terpaksa menghentikan operasi di China di tengah pandemi virus corona dan permintaan dari pelanggan utama seperti Apple sedang rendah.
Dilansir dari GSMArena, perusahaan manufaktur peralatan telekomunikasi kontrak asal Taiwan tersebut melaporkan laba bersih sebesar US$70,3 juta. Angka tersebut anjlok, sebesar 90% year-on-year, dan angka ini merupakan angka terendah sejak Q1 2000.
Bahkan, angka ini kurang dari seperempat dari nilai estimasi analis pasar sebelumnya. "Segalanya akan mulai membaik," kata Foxconn dikutip dari GSMArena (18/5/2020).
Baca Juga: Kejar Pasar Baru, Apple Pindahkan Sebagian Produksi iPhone ke Negara Ini
Foxconn memperkirakan situasi akan kembali stabil di Q2, setelah sekarang semua pabriknya di China telah dibuka kembali. Perkiraan untuk kuartal berikutnya mencakup pertumbuhan persentase dua digit dari hasil Q1.
Meski begitu, Q2 masih menjadi kuartal di mana Foxconn akan merugi dalam presentasi sebanyak single digit menurut analisis pakar.
Chairman Foxconn memprediksi pertumbuhan pendapatan tahunan lebih dari 10% untuk divisi enterprise dan komputasi.
Namun, hal-hal terus terlihat suram untuk produk elektronik untuk konsumen, di mana perkiraannya akan terjadi penurunan sebanyak 15% year-on-year karena berkurangnya daya beli yang sangat memengaruhi jumlah permintaan.