EKBIS.CO, DENPASAR -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, pembatalan berbagai kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition/MICE (Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran) berskala nasional dan internasional di Bali telah berimbas pada perlambatan ekonomi Bali.
"Perlambatan ekonomi Bali sebesar -1,14 persen termasuk yang paling dalam di Indonesia, bersama dengan Yogyakarta yang juga mengalami perlambatan ekonomi cukup dalam," kata Trisno saat membuka acara Survei Bicara (Surya) Diseminasi Hasil Survei Bank Indonesia secara virtual, di Denpasar, Selasa (19/5).
Trisno melanjutkan, Bali pada kuartal-I 2020 mengalami perlambatan ekonomi cukup dalam karena selama ini Bali sangat menggantungkan dari sektor pariwisata. Namun, pandemi Covid-19 membuat kunjungan wisatawan mancanegara dan domestik melorot tajam.
Demikian juga kegiatan MICE berskala nasional dan internasional yang sebelumnya telah dijadwalkan menjadi dibatalkan sejak Februari lalu. "Wisata MICE selama ini telah memberikan dampak yang besar bagi Bali karena pengeluarannya lebih besar, hingga tujuh kali dibandingkan wisata individual," ujar Trisno.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali juga turun tajam. Dari sekitar 500 ribu wisatawan pada Januari menjadi tinggal 165 ribu hingga Maret. Oleh karena itu, Trisno mengharapkan akademisi dan berbagai stakeholder dapat bersinergi untuk turut memikirkan solusi agar perlambatan ekonomi di Bali tidak turun semakin dalam.