Ahad 31 May 2020 11:57 WIB

Perluas Program Warung Tetangga, Kemenkop Gandeng BUMN

Proses pemasaran dilakiukan secara digital melalui aplikasi dari BGR Logistics

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
PT Berdikari (Persero) bersama PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics mendistribusikan penjualan 5.040 kilogram telur untuk memenuhi mendukung program Warung Tetangga dari Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta, Senin (18/5).
Foto: BGR Logistics
PT Berdikari (Persero) bersama PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics mendistribusikan penjualan 5.040 kilogram telur untuk memenuhi mendukung program Warung Tetangga dari Kementerian Koperasi dan UKM di Jakarta, Senin (18/5).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menangani soal pangan. Hal ini bertujuan, memperluas jangkauan Program Warung Tetangga.

Dua BUMN yang digandeng yakni PT Berdikari (Persero) dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics yang sebelumnya telah menyatakan siap mendistribusikan penjualan telur sebanyak 5.040 kilogram (kg). Telur akan didistribusikan demi memenuhi dan mendukung program Warung Tetangga dari Kemenkop dan UKM. 

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria menyambut baik BUMN yang mendukung keberlangsungan usaha para pelaku koperasi dan UMKM di masa pandemi Covid-19. “Kerja sama dengan BUMN ini rencananya akan berlanjut, Berdikari dan BGR akan kembali memesan dan mendistribusikan bahan pangan untuk Program Warung Tetangga,” katanya melalui siaran pers yang diterima Ahad, (31/5).

Direktur operasional PT Berdikari Muhammad Hasyim telah menjelaskan, program ini merupakan bagian dari partisipasi Berdikari sebagai bagian dari BUMN klaster pangan dalam menjaga ketersediaan bahan pangan. Khususnya sumber makanan dan protein hewani serta dalam rangka menjaga stabilitas harga telur di level peternak.

“Kami harapkan juga dapat membantu peternak dalam proses distribusi produknya. Selain itu penyerapan telur ini merupakan bentuk dukungan Berdikari pada program Kemenkop guna membangkitkan UKM melalui program warung tetangga,” tutur dia. 

Kerja sama pada tahap awal ditandai dengan penyerahan komoditas telur dari Berdikari ke gudang konsinyasi BGR Logistics yang berada di BGR Logistics Divre DKI Jakarta. Supaya kerja sama bisa terlaksana, tahap pertama Berdikari langsung melakukan penyerapan telur dari peternak melalui koperasi Putra di Blitar sebanyak 5.040 kg dengan harga Rp 16.500 per kg. 

Direktur Utama BGR Logistics Kuncoro menambahkan, pihaknya akan membantu proses distribusi penjualan telur milik Berdikari. Dengan begitu bisa sampai ke pelaku UKM warung yang telah tergabung dalam program warung tetangga yang diinisiasi oleh Kemenkop.

Ia menjelaskan, proses pemasaran dan distribusi tersebut akan dilakukan secara digital menggunakan aplikasi yang telah disiapkan oleh pihak BGR Logistics. Lalu pelaku UKM warung yang telah tergabung dalam program itu akan dapat membeli telur dari Berdikari menggunakan aplikasi yang telah disiapkan tersebut. 

Para pelaku UKM warung akan melakukan order secara online. Kemudian akan dikirim oleh pihak BGR Logistics ke lokasi pelaku UKM warung yang membeli. 

“Tujuannya supaya para pelaku UKM warung dapat tetap menjaga ketersediaan stok barang yang akan dijual ke masyarakat,” ujar Kuncoro. Lewat memperkuat peran mengelola rantai pasok menggunakan aplikasi online yang telah disiapkan, BGR Logistics, berharap agar hal ini dapat membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pangan di berbagai warung yang telah bekerja sama dalam program warung tetangga. 

Sehingga masyarakat tidak mendapatkan kesulitan dalam mendapatkan bahan pangan seperti telur yang telah disiapkan oleh Berdikari. Dalam beberapa waktu terakhir, Covid-19 telah berdampak signifikan terhadap pelaku koperasi dan UKM termasuk para petani dan nelayan. 

Tercatat tingkat kesejahteraan masyarakat juga menurun terus pada Maret menjadi 1,22 persen dan kembali anjlok 1,73 persen pada April 2020. Kondisi itu mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, turunnya permintaan pada bisnis penginapan atau hotel, restoran, katering, hingga menyebabkan banyaknya kredit macet pada sektor pembiayaan termasuk koperasi. (Iit Septyaningsih) 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement