Selasa 02 Jun 2020 21:40 WIB

BNI Syariah Jajaki Penyaluran Pembiayaan Lewat E-commerce

Pertimbangan kepatuhan syariah tetap menjadi salah satu kunci utama.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas teller bank melayanai nasabah usai peresmian kantor cabang pembantu (KCP) BNI Syariah Jombang, Jawa Timur. BNI syariah berencana memperluas kerja sama dengan e-commerce. Salah satunya sebagai penyalur pembiayaan syariah.
Foto: Antara/Syaiful Arif
Petugas teller bank melayanai nasabah usai peresmian kantor cabang pembantu (KCP) BNI Syariah Jombang, Jawa Timur. BNI syariah berencana memperluas kerja sama dengan e-commerce. Salah satunya sebagai penyalur pembiayaan syariah.

EKBIS.CO, JAKARTA -- BNI syariah berencana memperluas kerja sama dengan e-commerce. Salah satunya sebagai penyalur pembiayaan syariah.

"Pada 2020 BNI Syariah menetapkan strategi embracing new opportunity. Sehingga kerjasama dengan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu pilihan," ujar Corporate Secretary BNI Syariah Bambang Sutrisno kepada Republika pada Selasa, (2/6).

Baca Juga

Ia melanjutkan, pertimbangan kepatuhan syariah tetap menjadi salah satu kunci utama. Maka sampai saat ini, perseroan masih dalam proses penjajakan untuk penyaluran pembiayaan lewat e-commerce.

Hanya saja, Bambang enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai rencana tersebut. "Masih terlalu dini prosesnya," kata dia.

Dirinya pun belum bisa menyebutkan e-commerce mana saja yang akan digandeng. "Sedangkan dalam aspek payment (pembayaran), kita telah bekerja sama dengan beberapa e-commerce," ujar dia. 

Sebelumnya, perusahaan menyatakan, langkah digitalisasi layanan BNI Syariah membawa peningkatan portofolio secara signifikan. Ini semakin masif dengan adanya pandemi Covid-19 yang membatasi pembatasan aktivitas perbankan secara konvensional.

Direktur Keuangan and Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto menyampaikan transaksi mobile banking dan internet banking naik signifikan masing-masing 142,3 persen dan 89,3 persen. Sementara transaksi di kantor cabang hanya tumbuh 7,5 persen dan mesin ATM minus 8,7 persen.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement