Akibat pandemi Covid-19, selain kantor pelayanan publik, pemerintah juga menutup sekolah-sekolah. Kendati begitu, hal ini seharusnya bukan menjadi halangan bagi siswa dan guru untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Sebab, dengan bantuan internet dan peranti teknologi, siswa tetap bisa aktif untuk belajar di rumah (home learning). Dalam kondisi seperti ini, peran perusahaan yang membidangi educational technology (edtech) makin kelihatan relevan.
Itulah yang dirasakan perusahaan rintisan (startup) di bidang edtech seperti Zenius Education dan Ruangguru. Namun, bukan berarti kondisi ini membuat mereka hanya memikirkan keuntungan sebesar-besarnya, tetapi juga bagaimana bisa mendukung kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan jarak jauh.
Ambil contoh Zenius, yang telah beroperasi sejak 2007. “Kami memutuskan menggratiskan akses ke 80 ribu video pembelajaran yang ada di platform Zenius tanpa terkecuali,” kata Sabda P.S., founder dan Chief Education Officer Zenius.
Selain menyediakan ribuan video pemahaman konsep dan latihan soal, salah satu fitur yang populer saat ini adalah Zenius Live Class, yang baru saja diluncurkan pada 19 Maret lalu. Setiap hari, pada jam-jam tertentu, tutor Zenius akan mengajarkan topik tertentu secara live melalui aplikasi, website, dan akun YouTube Zenius.
Menurut Sabda, yang membuat program ini diminati, peserta dapat mengajukan pertanyaan melalui live chat. “Interaksi ini yang membuat para peserta didik menjadi lebih bersemangat karena ada pengalaman yang berbeda,” ujarnya.
Dari survei internal Zenius kepada 199 pengguna Zenius Live, sekitar 81 persen pengguna merasa fitur ini berhasil membantu mereka memahami pelajaran. Dengan melihat umpan balik yang cukup baik dari pengguna, menurut Sabda, layanan ini akan terus dipertahankan dan akan terus menyajikan topik-topik lain yang memang dibutuhkan oleh peserta.
Selain fasilitas tersebut, Zenius juga memiliki fitur rencana belajar harian (daily study plan). Fitur ini dapat dimanfaatkan guru dan orang tua siswa sebagai panduan untuk membimbing siswa dalam melaksanakan belajar mandiri di rumah secara lebih terstruktur.
Jika dilihat, peningkatan akses melalui aplikasi Zenius selama berlangsungnya wabah Covid-19, menurut Sabda, secara keseluruhan ada kenaikan yang cukup signifikan. Untuk itu, pihaknya mendedikasikan tim TI yang bekerja sepanjang hari, demi memastikan agar peningkatan traffic ini tidak membebani kinerja platform Zenius.
Sepanjang tahun 2019, menurut Sabda, Zenius telah diakses oleh lebih dari 12,8 juta pengguna dari seluruh Indonesia. Ia mengeklaim, sejak Juli 2019 jumlah pengguna aktif bulanan pun meningkat 12 kali lipat. Dalam beberapa minggu terakhir wilayah yang paling pesat pertumbuhan penggunanya adalah Bangka-Belitung (167 persen), diikuti Kalimantan Tengah (110 persen), dan Papua (108 persen). Di kalangan pelajar, pengguna dari tingkat SD tumbuh paling besar dalam beberapa minggu terakhir (lebih dari 150 persen), diikuti pengguna SMA (lebih dari 60 persen) dan SMP (lebih dari 50 persen).
Zenius belum lama ini juga bekerja sama dengan Gojek untuk memberikan akses layanan tele-edukasi gratis. Harapannya, layanan ini dapat menjangkau ratusan juta pengguna layanan Gojek, terutama para siswa, termasuk putra dan putri para mitra driver dan mitra merchant. “Sebagai perusahaan pendidikan berbasis teknologi, kami akan mengembangkan berbagai fitur untuk bisa selalu mendukung masyarakat pada umumnya,” kata Sabda yang lulusan Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung itu.
Akses gratis ke layanan pendidikan online juga disediakan Ruangguru (PT Ruang Raya Indonesia). Lewat program Sekolah Online Ruangguru Gratis (SORG), para siswa dapat mengikuti live teaching setiap Senin sampai Jumat, layaknya sekolah seperti biasa. Dimulai pada 16 Maret lalu, siswa bisa mengikuti program pembelajaran SORG yang menyediakan 15 kanal live teaching, mencakup semua mata pelajaran sesuai dengan kurikulum nasional. Layanan ini juga disedikan mulai dari kelas 1 SD hingga kelas 12 SMA (IPA dan IPS), yang dipandu oleh para pengajar Ruangguru.
Menurut Mita Agustina, Manajer Pemasaran Konten Ruangguru, pada hari pertama program ini diluncurkan, lebih dari 1 juta siswa sudah memanfaatkannya. “Kami telah mempersiapkan infrastruktur produk dan teknologi untuk memastikan pengguna tidak mengalami kendala selama mengakses,” kata Mita.
Perusahaan rintisan yang berdiri sejak 2014 ini juga sudah bekerjasama dengan sejumlah operator telekomunikasi, seperti Telkomsel, Indosat, XL Axiata, by.U, dan Smartfren. Programnya adalah memberikan kuota gratis kepada seluruh pengguna untuk mengakses materi belajar di aplikasi Ruangguru. Kerjasama ini diharapkan juga dapat menjadi solusi bagi siswa dan keluarga yang tidak memiliki fasilitas internet di rumahnya.
Tidak hanya bagi pelajar, para guru juga bisa meningkatkan kapasitasnya dalam mengajar melalui program Pelatihan Guru Online (PGO) yang tersedia di aplikasi Ruangguru. Tersedia 250 video dan modul pelatihan guru yang mencakup materi kompetensi dasar di bidang pedagogik dan profesional. Selain itu, Ruangguru juga menyiapkan alternatif tontonan bernama RGTV yang menyajikan konten yang informatif, edukatif, dan inspiratif yang dapat dinikmati di Sabtu dan Minggu.
Saat ini, Mita belum bisa memastikan akan sampai kapan program SORG dan PGO berjalan. Apalagi, situasi yang dihadapi masih belum ada kepastian, khususnya bagi siswa, guru, dan keluarga. Walau demikian, tersedianya ratusan ribu video belajar, bank soal, try out gratis, rangkuman pelajaran, dan berbagai materi belajar di Ruangguru sudah menunjukkan komitmen perusahaan edtech ini dalam memperluas dan mempermudah akses terhadap materi pendidikan yang berkualitas melalui teknologi.
“Kami sangat mengapresiasi seluruh siswa dan guru yang sudah memanfaatkan SORG dan layanan lain di aplikasi Ruangguru di masa-masa sulit ini. Kami harap kami dapat tetap memastikan bahwa siswa-siswi di Indonesia dapat terus belajar dan tetap sehat,” kata Mita. (*)
Jeihan K. Barlian & Andi Hana Elmirasari