EKBIS.CO, JAKARTA -- Saham emiten PT Bank BRI Syariah Tbk naik 18,24 persen pada pembukaan perdagangan Senin (6/7). Kenaikan itu dipicu wacana merger bank-bank syariah anak usaha BUMN oleh Kementerian BUMN.
Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama menyampaikan, peningkatan ini terjadi seiring isu BRI Syariah yang akan dimerger dengan dua bank syariah anak usaha bank BUMN lainnya. "Ya betul, karena isu merger," kata Nafan kepada Republika.
Nafan menyampaikan, kenaikan harga saham ini menunjukkan respons positif pasar atas wacana yang beredar. Pada pembukaan, saham emiten BRIS diperjualbelikan di level Rp 322 dan satu jam kemudian nilainya naik jadi Rp 378 dengan posisi tertinggi sejauh ini Rp 388.
BRI Syariah adalah bank syariah anak BUMN pertama yang mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia pada 2018. Tujuannya untuk memperkuat struktur permodalan, meningkatkan nilai perusahaan, meningkatkan kepercayaan publik kepada perusahaan, dan meningkatkan loyalitas karyawan.
Setelah melantai di bursa, BRI Syariah mampu meningkatkan kinerja keuangannya secara berkesinambungan. Pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) asset sebelum IPO adalah sebesar 14,09 persen, sementara setelah IPO menjadi 16,92 persen. Pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) juga terjadi di pembiayaan sebelum IPO adalah 6,82 persen, setelah IPO menjadi 20,01 persen.
Nafan menyampaikan BRI Syariah perlu mempertahankan kinerjanya agar tetap mendapat perhatian positif dari pasar di tengah proses merger. Sejumlah indikator akan berpengaruh seperti yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas aset.
"Perlu berkomitmen untuk mencapai kinerja fundamental yang positif berkat penerapan GCG yang optimal, serta pembagian dividen yang berkesinambungan, ini membuat investor terus berinvestasi pada perusahaan tersebut," kata Nafan.
Saat ini pemegang saham BRI Syariah mencapai lebih dari 23 ribu investor. Hal tersebut menandakan minat masyarakat terhadap perbankan syariah terus meningkat. Kesuksesan IPO BRI Syariah juga mendapat penghargaan Best Mid Cap Equity Deal Award dari Alpha Southeast Asia pada tahun 2018.