Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Twitter sedang mempertimbangkan aliran pendapatan alternatif, termasuk semacam penawaran berlangganan, menurut seseorang yang mengetahui rencana perusahaan.
Dilansir dari Bloomberg (9/7/2020), grup baru bernama Gryphon masih sedang disusun dan ada kemungkinan bahwa produk berlangganan tidak pernah diluncurkan, tambah orang itu, meminta untuk tidak disebutkan namanya mendiskusikan informasi yang belum dipublikasikan.
Baca Juga: Twitter VS Twitter Lite, Ini Loh Bedanya! Lebih Unggul Mana?
Saham Twitter Inc. naik sebanyak 12% pada hari Rabu di tengah spekulasi bahwa perusahaan media sosial sedang membangun layanan berbasis langganan berbayar.
Perusahaan baru-baru ini mem-posting lowongan pekerjaan dan bersamaan mengumumkan Gryphon, digambarkan sebagai "membangun platform berlangganan." Grup insinyur web baru akan bekerja sama dengan tim pembayaran dan grup Twitter.com, menurut posting tersebut. Berita pengumuman itu memicu spekulasi di Twitter.
Gagasan tentang produk langganan Twitter telah dibahas selama bertahun-tahun sebagai alternatif untuk iklan saat ini dan bisnis berbasis data. Mantan Chief Operating Officer Anthony Noto mengatakan pada 2017 bahwa Twitter sedang mempertimbangkan pengenaan biaya untuk fitur yang lebih lanjut di dalam Tweetdeck.
Lebih dari 84% pendapatan Twitter berasal dari iklan, bisnis yang tumbuh sebelum pandemi Covid-19 menyapu dunia. Menambahkan layanan berlangganan dapat membantu diversifikasi. Pada kuartal pertama, penjualan Twitter naik hanya 3%, peningkatan terkecil dalam lebih dari dua tahun.
Chief Executive Officer Jack Dorsey juga di bawah tekanan dari investor aktivis untuk mempercepat bisnis perusahaan dan mungkin saja layanan berlangganan yang mencakup fitur-fitur khusus untuk pengguna yang paling sering dapat memberikan lebih banyak pendapatan pada saat anggaran iklan ditarik kembali.