EKBIS.CO, OAKLAND -- Alphabet Inc menyatakan penjualan iklan Google kini telah pulih. Selama pandemi yang dimulai sejak Maret, penjualan tersebut mengalami penurunan cukup dalam.
Pulihnya penjualan iklan itu meredakan kekhawatiran penurunan penjualan yang terjadi pada kuartal pertamanya dalam 16 tahun sebagai perusahaan umum. Saham Alphabet pun hampir tidak berubah pada posisi 1.552 dolar AS, setelah mengatakan, pendapatan turun dua persen pada kuartal kedua, kurang dari perkiraan analis yang memperkirakan penurunan pendapatan sekitar 4 persen.
Alphabet yang memiliki akun penjualan iklan sekitar 78 persen dari pendapatannya ini telah berjuang selama perlambatan ekonomi. Sebab, pemasaran sering menjadi anggaran pertama yang dipotong.
Meski begitu pada Kamis lalu (30/7), Google dan saingan iklan daringnya yakni Facebook Inc dan Amazon.com Inc melaporkan hasil yang lebih baik di masa pandemi ini. Dibandingkan saat masa resesi sebelumnya.
Dengan sebagian besar alat gratis untuk menjelajah web, menonton video, dan konferensi jarak jauh, Google telah menjadi bagian lebih besar dalam kehidupan banyak konsumen. Sebab, pembatasan yang berlaku memaksa orang bergantung pada internet untuk bekerja dan hiburan, sehingga internet menjadi lebih menarik bagi pengiklan, daripada beriklan di TV, radio, serta tempat lainnya.
"Kami melihat tanda-tanda awal stabilisasi, ketika pengguna kembali ke aktivitas komersial online," ujar Kepala Eksekutif Alphabet Sundar Pichai seperti dilansir Reuters pada Jumat (31/7). Ia menambahkan, penjualan iklan pencarian pada akhir Juni hampir datar dengan sethun lalu.
Kepala Keuangan Alphabet Ruth Porat menambahkan, penjualan iklan Youtube naik 6 persen pada kuartal kedua. Pertumbuhan lebih cepat terjadi pada akhir Juni.
Penjualan iklan di properti mitra, lanjutnya, turun 10 persen. "Tetapi agak membaik jelang akhir kuartal karena pengeluaran pengiklan mulai kembali," jelas dia.
Secara keseluruhan, pendapatan kuartal kedua sebesar 38,3 miliar dolar AS. Dengan pertumbuhan paling lambat sejak kenaikan 2,9 persen selama resesi hebat pada 2009.
Alphabet mengumumkan, peningkatan 28 miliar dolar AS untuk program buyback sahamnya. Mereka pun menyatakan masih akan mempekerjakan lulusan baru, bahkan ketika harus memotong pengeluaran real estate serta kegiatan lainnya.
"Apa yang kami lihat adalah bagaimana cara menata kembali seperti apa tempat kerjanya nanti," ujar Porat.
Ia menyebutkan, total biaya dan pengeluaran naik sekitar 7 persen dibandingkan tahun lalu menjadi 31,9 miliar dolar AS pada kuartal dua 2020. Sebelumnya pada periode sama 2019, kenaikan mencapai 12 persen.
Laba Alphabet pada kuartal kedua ini, sambungnya, hampir 7 miliar dolar AS atau 10,13 dolar AS per saham. Angka itu di atas perkiraan rata-rata analis yang sebesar 5,6 miliar dolar AS atau 8,29 dolar AS per saham.
Sekitar 66 persen pendapatannya berasal dari pencarian Google dan iklan Youtube. Kemudian 12 persen dari iklan yanh dijual di properti mitta online, serta 8 persen dari bisnis cloud, dan 14 persen dari toko aplikasi seluler dan sekitar selusin bisnis kecil lainnya.