EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 845 miliar pada periode Januari-Juni 2020. Kenaikan ini diikuti oleh pertumbuhan pendapatan operasional sebesar enam persen secara year on year (yoy) dan laba operasional sebelum provisi sebesar 15 persen (yoy).
Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki mengatakan kenaikan pendapatan dan laba ini didorong oleh pertumbuhan kredit yang mencapai 16 persen (yoy) pada segmen Enterprise Banking. Pertumbuhan positif ini juga didorong oleh kenaikan pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) 18 persen (yoy).
"Enterprise banking merupakan segmen utama perusahaan yang terdiri dari segmen perbankan korporasi, perbankan komersial dan institusi keuangan. Kredit ke segmen ini naik 16 persen menjadi Rp 51,2 triliun, didukung oleh kolaborasi dengan MUFG," ujarnya dalam keterangan tulis, Ahad (2/8).
Adapun segmen perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kredit konsumer mortgage masing-masing sebesar Rp 27,3 triliun dan Rp 8,7 triliun pada akhir Juni 2020. Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance mencatat pembiayaan total sebesar Rp 50,4 triliun pada semester pertama tahun ini, di tengah perlambatan pada industri otomotif.
Total portofolio kredit dan trade finance Danamon tercatat sebesar Rp 142,7 triliun pada akhir Juni 2020. Sedangkan rasio biaya terhadap pendapatan (cost-to-income ratio) berada pada level 46 persen, membaik 4,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, emiten berkode saham BDMN ini berhasil memperkuat pendanaan selama semester satu 2020. Hal ini tampak dari naiknya dana murah giro dan tabungan menjadi Rp 62,1 triliun, tumbuh 14 persen (yoy) yang membuat porsi CASA meningkat menjadi 53,2 persen dari sebelumnya 46,4 persen pada Juni 2020.
"Selama masa pandemi Covid-19 ini, prioritas perseroan adalah memastikan nasabah dapat terus menikmati layanan dan tetap menerapkan protokol kesehatan dan langkah-langkah pencegahan lainnya," ucapnya.
Di tengah kondisi yang menantang saat ini, lanjutnya, BDMN memperkokoh pondasi dengan likuiditas yang stabil dan komposisi pendanaan yang lebih sehat, diperkuat oleh tingkat permodalan yang tinggi. Hal ini membuat perseroan mampu naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV serta mempersiapkan perseroan dalam menghadapi tantangan ekonomi.
“Kami akan terus memanfaatkan pondasi kuat ini dan sinergi dengan MUFG dalam perjalanan mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, sembari bersiap untuk kondisi ekonomi kembali pulih,” katanya.