EKBIS.CO, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan bakal meluncurkan produk mie sagu untuk mendukung upaya diversifikasi pangan lokal non beras. Sagu dipilih karena punya potensi besar dan mengalami tren peningkatan produksi dalam lima tahun terakhir.
"Dalam waktu dekat, sekaligus peringatan hari kemerdekaan, kami akan launching mie sagu berlogo Bulog. Ini untuk memotivasi bahwa makanan tidak hanya nasi, tapi ada potensi lain yang bisa dikembangkan," kata Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Tri Wahyudi Saleh, Kamis (13/8) malam.
Ia menjelaskan, salah satu produksi mie sagu sudah terdapat di Kabupaten Meranti, Kepulauan Riau. Ia mengatakan, produksi mie sagu sudah bisa dilakukan dengan kadar gula rendah sehingga perlu terus dikembangkan agar diversifikasi pangan lokal bisa terwujud.
Adapun saat ini luas lahan sagu nasional mencapai sekitar 5,59 juta hektare. Luasan itu tersebar di Papua seluas 4,7 juta hektare, Papua Barat 500 ribu ha, Kepulauan Maluku 60 ribu ha, Sumatera 50 ribu ha, serta Sulawesi 30 ribu ha.
Sementara itu, tren produksi sagu nasional terus bertambah dalam lima tahun terakhir. Tahun 2016 produksi sagu mencapai sekitar 383 ribu hekare. Tahun 2020 diproyeksikan naik menjadi 472 ribu hektare.
Hanya saja, Tri mengatakan, masih dibutuhkan intervensi besar untuk bisa lebih mengembangkan sagu. Di antaranya pembangunan infrastruktur penunjang, industrialisasi sagu, serta pemasaran yang optimal.
Lebih lanjut, ia menuturkan, untuk lebih mendukung potensi produk olahan mie sagu, Bulog akan menyiapkan produk mie sagu untuk bantuan sosial di daerah-daerah yang memang sudah terbiasa mengkonsumsi sagu.
"Ini harapan kita, kalau ada bansos kenapa tidak pakai mie sagu yang sudah disiapkan saudara kita yang sudah produksi. Ini akan membangun semangat petani sagu untuk memproduksinya," ujarnya.