EKBIS.CO, JAKARTA -- Kinerja perbankan syariah dinilai masih dalam batas aman pada semester I 2020. Pengamat Ekonomi Syariah STEI SEBI, Azis Setiawan mengatakan secara umum kinerja bank syariah masih cukup baik dan tidak seburuk proyeksi awalnya.
"Ini kondisi awal yang cukup menggembirakan," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (26/8).
Bank syariah masih mengalami pertumbuhan pembiayaan meski jauh lebih rendah dari tahun lalu. Dana Pihak Ketiga (DPK) masih tumbuh cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan kondisi awal yang baik dari data kuartal II dan akan menjadi pondasi untuk kuartal selanjutnya.
Namun demikian, Azis mengingatkan bank syariah tidak boleh cepat puas karena tantangan kedepan cukup berat. Ada beberapa beberapa ancaman yang harus diwaspadai.
"Resesi ekonomi global yang terjadi, kontraksi ekonomi domestik, lesunya dunia usaha, dan lemahnya daya beli ujungnya akan berdampak buruk pada sektor perbankan," katanya.
Pencadangan akan menjadi salah satu tolak ukur kuatnya pondasi kinerja. Azis menilai, secara umum bank syariah terlihat sudah memperbesar pencadangannya. Meski gradasinya bervariasi secara lebar.
Masih tetap ada kekhawatiran bagi individual bank yang kemungkinannya masih ada yang terbatas kemampuan pencadangannya. Meski secara umum cukup baik, tetapi dikhawatirkan ada 1-2 bank syariah yang tertekan serius.
Kedepan, ancaman resesi dan anjloknya daya beli masih berpotensi membuat dunia usaha masih lesu. Ini berdampak pada permintaan atas pembiayaan yang turun atau lemah. Hal ini akan menyulitkan bank syariah untuk bisa ekspansi menyalurkan pembiayaan.
Selain itu dalam jangka menengah, risiko pembiayaan masih cukup tinggi sehingga potensi gagal bayar dari nasabah yang mengalami kesulitan bisnisnya masih tinggi. Jadi cuaca kedepan masih cukup ekstrem meski trennya berangsur membaik.
"Ini harus dinavigasi dengan baik oleh bank syariah, misalnya pemerintah telah memberi sinyal yang baik tentang vaksin dan arah pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 4,5 - 5,5 persen, ini membentuk ekspektasi yang baik," katanya.
Meski masih disertai dengan pesimisme pada sebagian kalangan, dinamikanya masih akan dinamis kedepan.Ia berharap kebijakan dan program pemerintah bisa efektif berjalan dan tidak tereduksi oleh rezim birokrasi yang lamban dan tidak agile. Berbagai sumbatan program stimulus perlu cepat dibongkar agar aliran ekonominya bergerak cepat kembali.