EKBIS.CO, PALEMBANG -- Bank Sumsel Babel mulai menggunakan aplikasi sistem digital dalam mengelola dana zakat dari 2.000 orang karyawannya dengan nilai total mencapai sekitar Rp 2,5 miliar per tahun. Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin di Palembang, Rabu (26/8), dalam peluncuran program Ramah Zakat BSB, mengatakan, aplikasi ini dibuat oleh internal perusahaan sendiri sehingga penyaluran bantuan sosial ini dapat tepat guna dan tepat sasaran.
“Pakai aplikasi ini dijamin tidak mungkin ada penerima zakat yang menerima double, artinya bantuan ini menjadi tepat sasaran. Kami berharap aplikasi ini bukan hanya untuk BSB saja, nantinya bisa saja digunakan seluruh masyarakat Sumsel, tidak masalah akan kami berikan cuma-cuma demi kemaslahatan umat,” kata Syamsudin.
Ia mengatakan penerapan digitalisasi zakat tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap pengurangan angka kemiskinan dan pemulihan ekonomi daerah.
“Karena dalam program Ramah Zakat ini kami tidak hanya mendata penerima (mustahik) tapi juga merchant yang merupakan warung sembako, sehingga nantinya mustahik bisa langsung mencairkan dana zakat dengan belanja kebutuhan pokoknya di merchant tersebut,” kata dia.
Ia mengemukakan sistem digital dalam Ramah Zakat akan mendukung program pemerintah untuk meningkatkan budaya transaksi nontunai bagi masyarakat.
Nantinya transaksi yang dilakukan mustahik dan merchant akan menggunakan barcode. Apalagi, Bank Sumsel Babel telah mendapatkan izin dari Bank Indonesia untuk menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Syamsudin menjelaskan mustahik yang dipilih adalah masyarakat yang betul-betul membutuhkan bantuan, antara lain karena penghasilan di bawah garis kemiskinan, kerja serabutan dan tempat tinggal tidak layak yang datanya diperoleh dari Dinas Sosial pemerintah daerah. "Walau sudah ada datanya, tetap kami verifikasi lagi agar benar-benar layak sebagai penerima zakat," kata dia.
Selain itu program ini juga akan membantu meningkatkan taraf ekonomi karena akan melibatkan warung-warung yang ada di sekitar mustahik sebagai merchant penyedia barang.
Menurut dia, untuk tahap pertama program Ramah Zakat diterapkan di dua kelurahan yang ada di Kota Palembang, yakni Kelurahan Tangga Takat dan Jakabaring. Adapun merchant yang telah dipilih Bank Sumsel Babel di wilayah tersebut mencapai limamerchant.
“Jika program ini berjalan bagus tentu akan dikembangkan di daerah-daerah lain dan tidak hanya mencakup Palembang tapi juga kabupaten lain,” katanya.
Sementara itu Wali Kota Palembang Harnojoyo mengapresiasi langkah Bank Sumsel Babel untuk mengelola dana zakat dengan pendekatan digital dan melibatkan pelaku usaha. “Zakat dapat membantu masyarakat miskin di Kota Palembang apalagi banyak yang terdampak pandemi Covid-19,” kata dia.
Ketua Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Ventje Rahardjo, menilai program Ramah Zakat dapat membantu pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan warga.