Sabtu 29 Aug 2020 06:56 WIB

Opsi Divestasi Saka Energi tak Hanya ke Pertamina

Divestasi ini turut menjadi langkah untuk membenahi kinerja keuangan Saka Energi.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja beraktivitas di sumur ekplorasi minyak bumi PT Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8).
Foto: Antara/Moch Asim
Pekerja beraktivitas di sumur ekplorasi minyak bumi PT Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8).

EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengaku masih berdiskusi secara intens khususnya dengan PT Pertamina (Persero) dalam rangka melepas anak usaha PGN di sektor hulu, Saka Energi. Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengatakan hingga kini perbincangan antara perseroan dan PT Pertamina (Persero) terkait dengan divestasi Saka Energi masih berjalan dinamis.

"Sampai saat ini rencana divestasi tidak hanya ke Pertamina, tapi berkembang," katanya dalam paparan publik yang digelar pada Jumat (28/8).

Baca Juga

Dia menyebutkan bahwa terdapat opsi untuk memangkas portofolio pada Saka Energi untuk memulihkan kinerja keuangan. Divestasi kepemilikan pada Blok Pangkah yang dikelola oleh Saka Energi sebesar 100 persen turut menjadi langkah untuk membenahi kinerja keuangan.

“Kami akan sharedown di beberapa blok kami untuk meningkatkan kinerja keuangan Saka Energi. Opsi berkembang sampai saat ini, kami sharedown di Blok Pangkah karena kepemilikan kami 100 persen. Mengenai nilai evaluasi, kami belum bisa menentukan," jelasnya.

Sementara itu, untuk merespons rendahnya harga minyak dunia, PGN telah meminta agar Saka Energi menerapkan efisiensi pada anggaran investasi dan operasi. Arie menjelaskan bahwa pengeluaran biaya operasi Saka Energi telah dipangkas sebesar 20 persen—25 persen dan menganggarkan belanja modal hanya untuk proyek-proyek prioritas.

"Jadi, kalau ada yang bisa diundur tahun depan itu bisa dilakukan manajemen Saka, khususnya komitmen investasi yang sudah disepakati pemerintah khususnya pengembangan WK [wilayah kerja] kami minta renegoisasi dengan pemerintah, kontrak dengan vendor kami minta negosiasi ulang," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement