EKBIS.CO, PURWAKARTA -- Penyuluh pertanian, fungsional dan Admin menyambut baik dan menaruh harapan besar pada pengembangan Gerakan KostraTani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) untuk pencapaian ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.
Harapan tersebut dikemukakan Koordinator BPP Nagrikidul, Etty Setyowati dan Koordinator BPP Babakan Cikao, Cecep Suracep setelah ditetapkan sebagai BPP model KostraTani di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.
Hal itu ditandai kehadiran Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI, Dedi Nursyamsi dan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika serta Anggota Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi di BPP Nagrikidul dan BPP Babakan Cikao, Jumat (28/8).
"Kami sangat mendukung penetapan BPP Nagrikidul sebagai model KostraTani di Purwakarta, karena dapat memotivasi para penyuluh dan fungsional untuk lebih bergairah melaksanakan tugas, fungsi dan peran sebagai garda terdepan pembangunan pertanian," kata Etty S.
Sementara Cecep Suracep menilai kegiatan penyuluhan ke depan, tidak lagi konvensional, setelah didukung seluruh direktorat jenderal (Ditjen) di Kementerian Pertanian RI. Misalnya, komoditas untuk demo tanam (Demplot) lebih beragam mulai tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Hewan ternak pun dapat dikembangkan mengacu potensi wilayah penyuluhan.
"Kendala lapangan dapat segera diatasi oleh pemerintah pusat dan daerah dengan komunikasi dan koordinasi terjadwal, karena terhubung ke pusat data pertanian di Kementan. Namanya AWR, singkatan dari Agriculture War Room," kata Etty Setyowati.
Dedi Nursyamsi mengingatkan penyuluh tentang tugas pokok dan fungsi [Tupoksi] sebagai think tank dan komando pasukan khusus [Kopassus] di sektor pertanian, untuk mendukung kinerja petani meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan keluarga petani.
"Penyuluh adalah otak-nya petani. Penyuluh itu Kopassus-nya. Kalau penyuluh hebat maka petani juga hebat, begitu pula sebaliknya,” katanya di BPP Nagrikidul.
Sementara di BPP Babakan Cikao, Kepala BPPSDMP menekankan tentang peran penyuluh sebagai ujung tombak pertanian seperti diinstruksikan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo. Basis pertanian di kecamatan melalui kehadiran BPP didukung sarana dan prasarana plus teknologi informasi, yang sangat vital mendukung kinerja penyuluh pertanian di era 4.0.
Secara umum, Dedi Nursyamsi menegaskan tentang peran petani sebagai 'pejuang pangan' sama halnya motto tentang NKRI Harga Mati maka Pertanian Harga Mati bagi kelangsungan ketersediaan pangan nasional.
"Penyedia pangan adalah pertanian, berarti pertanian harga mati. Pelaku utamanya adalah petani maka petani pun harga mati. Petani adalah pejuang pangan. Sudah sepantasnya petani kita tingkatkan kemampuan dan kompetensinya, demikian pula dengan pendamping dan pengawal petani, yakni penyuluh," kata Dedi Nursyamsi yang didampingi sejumlah pejabat BPPPSDMP Kementan di antaranya Kabid Kelembagaan dan Ketenagaan Penyuluhan (KKP) Pusluhtan, I Wayan Ediana.
Bupati Purwakarta Anne RM menyambut baik inovasi Kementerian Pertanian RI yang secara kelembagaan meluncurkan Kostratani untuk pertanian di kecamatan. Kostratani sejalan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Purwakarta pada tahun keempat, tepatnya pada 2022 akan menjadi prioritas.
"Purwakarta akan terus mendukung Kostratani, karena sesuai dengan harapan Pemkab Purwakarta, menjadikan BPP sebagai pusat pengembangan pertanianm" katanya.
Dedi Nursyamsi mengapresiasi dukungan Bupati Anne RM pada KostraTani mengingat potensi besar pertanian Purwakarta, khususnya pada pembangunan SDM.
"Mentan Syahrul mengatakan pembangunan pertanian akan semakin cepat jika didukung kepala daerah, yang turut menentukan sekaligus mempercepat proses pembangunan pertanian," katanya.