EKBIS.CO, JAKARTA -- Sebagai negara mayoritas Muslim, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan keuangan konvensional. Terlebih, tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia hanya mencapai sebesar 16,2 persen.
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sutan Emir Hidayat, mengatakan, ekonomi syariah memerlukan branding untuk bisa berkembang dengan cepat. Brand berupa logo atau simbol milik negara akan menjadi bentuk dukungan atas seluruh kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah.
Menurut Emir, rendahnya pemahaman masyarakat terhadap keuangan syariah salah satunya disebabkan oleh penggunaan istilah dan bahasa yang sulit dipahami. Menggunakan bahasa dan cara yang lebih sederhana dapat meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah ke depannya.
"Untuk itu dibutuhkan branding yang menggambarkan ekonomi syariah secara sederhana," kata Emir dalam diskusi virtual ekonomi Syariah di Jakarta, Rabu (16/7).
Dengan adanya branding, Emir mengatakan pertumbuhan ekonomi syariah bisa lebih cepat dan luas. Brand ekonomi syariah juga dapat membuka peluang untuk meningkatkan nilai investasi dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, brand ekonomi syariah dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem halal value chain. Menurut Sutan, hal tersebut tentunya akan berdampak positif terhadap peningkatan transaksi produk halal Indonesia ke negara lain.
Ia menilai brand ekonomi syariah juga dapat menyatukan berbagai gerakan ekonomi syariah di Indonesia, yang dapat meningkatkan indeks literasi dan inklusi. Sehingga, hal tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomi dan keuangan syariah.
Di sisi lain, tanpa adanya brand, ekonomi syariah akan berkembang lebih lambat. Hal ini dipicu rendahnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah. Sehingga kesadaran dan minat masyarakat untuk menggunakan ekonomi syariah pun semakin berkurang.
Dengan adanya branding ekonomi syariah, Emir mengatakan, tingkat literasi ekonomi syariah ditargetkan bisa meningkat hingga 25 persen di 2021. Sedangkan pada 2024 mendatang, tingkat literasi ekonomi syariah diprediksi bisa menyentuh angka 48 persen.