EKBIS.CO, SEOUL -- Pandemi tidak menjadi penghalang dalam upaya mempromosikan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Korea Selatan (Korsel). Lebih dari 20 Eksportir UMKM Indonesia dipertemukan secara virtual dengan Importir Korsel dalam Indonesia-Korea Virtual Business Matching on Food and Beverage Products pada Senin (21/9).
Acara ini diselenggarakan bersama oleh KBRI Seoul, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Busan, Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), dan Korea Importers Association (KOIMA).
Indonesia-Korea Virtual Business Matching on Food and Beverage Products terbagi kedalam dua sesi yaitu seminar dan business matching. Seminar dipandu oleh Timothy Marbun, News Anchor Kompas TV dan dihadiri oleh 150 peserta.
"Pertemuan ini merupakan wujud nyata kerja sama berbagai pihak yang menunjukkan bahwa dengan teknologi kita dapat melakukan banyak hal dengan lebih baik. Kuncinya adalah kita harus memiliki target yang spesifik tentang apa yang ingin kita raih dan teknologi apa yang kita gunakan untuk mencapainya. Saat ini sudah terdapat permintaan konsumen Korsel terhadap produk makanan dan minuman dari Indonesia untuk dipasarkan di Korsel. Hal yang paling penting adalah menyediakan sarana komunikasi antara eksportir dengan importir sehingga hubungan perdagangan dapat terjalin secara berkesinambungan dalam jangka panjang, tidak hanya sekali transaksi. Kita harus optimis bahwa nilai perdagangan antara Indonesia-Korsel akan terus meningkat meski ditengah pandemi," papar Dubes RI untuk Korsel Umar Hadi dalam sambutannya saat membuka Indonesia-Korea Virtual Business Matching on Food and Beverage Products.
Sejalan dengan pandangan Dubes RI, Ketua GAPMMI Adhi S Lukman, memaparkan bahwa acara ini merupakan inovasi untuk mewujudkan kolaborasi antara Indonesia dan Korsel agar dapat memajukan ekonomi di tengah pandemi. Menurutnya, setelah ditandatanganinya Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA), Indonesia dan Korsel akan memasuki babak baru dalam kerja sama perdagangan.
"Jika melihat potensi pasar dan jumlah penduduk, nilai perdagangan produk makanan dan minuman dari Indonesia ke Korsel bisa lebih ditingkatkan. Indonesia siap memenuhi standar yang ditetapkan oleh Korsel dan memberikan produk terbaik." ujarnya.
Sementara itu, Chairman of KOIMA, Hong Kwang-hee, menyambut baik gagasan Indonesia mempertemukan ekportir dan importir secara virtual. Selain itu, Hong Kwang-hee juga memaparkan mengenai potensi pasar Korsel untuk produk makanan dan minuman serta pola konsumsi konsumen di Korsel khususnya di tengah pandemi.
Dalam kesempatan sama Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri menyampaikan bahwa pandemi menuntut kita untuk melakukan pendekatan baru seperti pertemuan virtual untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya pemulihan ekonomi. Indonesia menempati urutan ke-19 sebagai negara pengekspor produk makanan dan minuman ke Korsel pada 2019.
Indonesia, lanjut Kasan, telah memiliki strategi dalam meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman ke Korsel. Indonesia juga telah membangun aplikasi INAEksport untuk mendekatkan importir dan eksportir yang merupakan upaya adaptasi di tengah pandemi.
"Meskipun saat ini seluruh dunia sedang menghadapi krisis karena pandemi, kita harus dapat melihat peluang, khususnya pemanfaatan teknologi," ujar Kasan.
Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan kedua negara dapat memberikan update tentang kondisi terkini perdagangan Indonesia-Korsel khususnya untuk produk makanan dan minuman, mendapatkan informasi tentang pasar Korsel untuk produk makanan dan minuman di tengah pandemi Covid-19 dan menghubungkan eksportir (produsen) produk makanan dan minuman Indonesia dengan importir/pembeli potensial Korsel.
Business matching yang diselenggarakan setelah acara Seminar telah berhasil mempertemukan 21 produsen makanan dan minuman Indonesia yang rata-rata adalah UMKM dengan 10 importir Korsel. Produk-produk yang diminati dan siap ditindaklanjuti untuk masuk ke pasar Korsel adalah confectionery, snacks, ready to eat meals, roasted coated peanuts, shortbread cookies, yoghurt, consumer healthcare, crackers.