EKBIS.CO, JAKARTA -- Sandiaga Salahudin Uno menegaskan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Tanah Air sedang digoncang wabah virus corona. Menurutnya, pandemi corona merupakan salah satu krisis yang harus dihadapi pelaku usaha termasuk oleh UMKM.
"Kerugian adalah salah satu hal yang tak bisa dihindari pelaku usaha saat pandemi global ini," kata Sandi panggilan akrab pengusaha nasional itu, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Rabu (23/9).
Dia pun mengimbau, pengusaha UMKM untuk tetap bersemangat dan menjadikan krisis ini sebagai momentum untuk menempa diri. Apalagi, menurut Sandi, kewirausahaan lahir dari berbagai upaya untuk bertahan dalam berbagai tekanan dan beradaptasi dengan berbagai kondisi.
Menyemangati UMKM, bersama Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution, Kamrussamad Anggota Komisi XI DPR, Virdan Ilham Kepala Riset BEI dalam Dialog Bersama BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se-Riau, Sandiaga menuturkan, bahwa jika hari ini dokter perawat dan tenaga medis menjadi pahlawan dalam menghadapi pandemi, maka pelaku UMKM bisa menjadi pahlawan yang akan membangkitkan kembali roda perekonomian.
Dia menegaskan, UMKM merupakan sektor paling terdampak saat pandemi virus corona atau Covid-19. “Sebanyak 65 juta lebih unit usaha termasuk UMKM, 99 persen lebih dari 60 persen GDP disumbangkan oleh UMKM. Jadi yang harus menjadi fokus utama dalam penyelamatan ekonomi mestinya UMKM,” tegasnya.
Dia menceritakan, ada pelaku UMKM yang mengaku omzetnya turun hingga 100 persen dalam dua minggu terakhir. Sehingga, hal tersebut menunjukkan tekanan yang luar biasa bagi ekonomi kerakyatan tersebut.
Sandi mengatakan, jenis usaha UMKM sebagian besar menjalankan kegiatan secara harian. Oleh karena itu, penyaluran uang tunai melalui Bantuan Langsung Tunai (BLT ) harus segera disalurkan, dan itu akan mempercepat pemulihan dari dampak Covid-19.
“Karena begitu masyarakat memiliki akses ke uang tunai mereka akan mendorong konsumsi mereka dan akan berdampak ke UMKM,” ucapnya.
Dia pun meminta kepada pelaku usaha UMKM harus dapat beradaptasi kondisi saat ini. Sebab, dari sejumlah prakiraan dampak dari penyebaran virus corona bagi sektor ini masih akan terasa hingga tiga bulan ke depan.
Founder KAHMIPreneur Kamrussamad mengatakan, penempatan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) & Skema Pinjaman Pemda dengan Bunga 0 persen merupakan langkah tepat untuk menyelamatkan ekonomi daerah di tengah pandemi corona ini. Terlebih, kata dia, dana yang digelontorkan sebesar Rp 11,5 T dapat menggerakan sektor riil melalui program ketahanan pangan, ketahanan kesehatan dan ketahanan sektor riil.
Kamrussamad mengingatkan, dana tersebut harus disertai bunga yang rendah maksimal enam persen, skema dan persyaratan penyaluran disederhanakan, dan menjangkau pelaku usaha UMKM serta pelaku usaha baru bukan hanya pada nasabah lama.
"Dengan penjaminan Askrindo dan Jamkrindo serta subsidi bunga/margin sesuai PMK 85, harusnya mampu membangkitkan sektor riil," tukasnya.