EKBIS.CO, WASHINGTON -- Pembuat kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) membuka kemungkinan untuk memberikan bantuan lebih lanjut bagi usaha kecil yang terdampak resesi akibat pandemi Covid-19. Tapi, mereka tidak menjelaskan seberapa luas bantuan akan diberikan dan skema pemberiannya secara detail.
Rencana itu disampaikan Menteri Keuangan Steven Mnuchin dan Ketua Dewan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS, Selasa (22/9). Dalam forum itu, para anggota parlemen meminta pemerintah dan bank sentral terus memberikan stimulus triliun dolar AS untuk memerangi kejatuhan ekonomi dari pandemi Covid-19. Sebab, banyak bisnis berada dalam kondisi rentan, dari restoran kecil hingga properti perkantoran komersial dan hotel.
Menanggapi kecemasan anggota parlemen, Mnuchin dan Powell mengatakan, mereka sedang mencari cara untuk memberikan lebih banyak bantuan. Tapi, seperti dilansir di Reuters, Selasa, mereka sudah mencapai batasan hukum dan batasan praktis yang mungkin membutuhkan tindakan Kongres untuk menghadapinya.
Misalnya, pinjaman Fed yang menggunakan bangunan komersial sebagai jaminan. Menurut Powell, bantuan ini sering dilarang oleh regulasi perjanjian pinjaman eksisting yang melarang pemilik untuk mengambil pinjaman lebih lanjut.
Stimulus yang juga menghadapi kendala adalah proposal Kongres dan pemerintah kepada bank sentral AS untuk melonggarkan persyaratan dalam Main Street Lending Program, sehingga perusahaan kecil bisa mengaksesnya.
Powell menyebutkan, saran tersebut mengabaikan fakta bahwa bisnis lebih besar telah menjadi pihak yang tertarik dengan kredit bank sentral. "Ada sangat sedikit permintaan di bawah satu juta dolar AS," kata Powell, menanggapi saran Mnuchin untuk menurunkan jumlah pinjaman minimum dari 250 ribu dolar AS menjadi 100 ribu dolar AS.
Powell menjelaskan, bantuan untuk usaha kecil akan lebih baik diberikan melalui program jenis hibah lain. sebut saja Paycheck Protection Program. Sebab, menjamin kredit ratusan ribu usaha kecil akan sangat sulit.
Ekonomi AS kini memasuki masa rebound, setelah hantaman keras pada Maret dan April yang menyebabkan banyak toko tutup. Sekitar setengah dari 22 juta pekerjaan yang hilang pada Maret dan April kini sudah pulih. Powell mengatakan, banyak peningkatan yang nyata dalam indikator ekonomi lainnya.
Powell mencatat, peningkatan terutama terjadi setelah adanya stimulus senilai 2,3 triliun dolar AS di bawah Undang-Undang CARES. Regulasi ini disetujui pada Maret sebagai tanggapan ekonomi pemerintah terhadap pandemi, mengizinkan Departemen Keuangan untuk mendanai serangkaian program pinjaman dan kredit Fed. Di antaranya, fasilitas Main Street serta melakukan pembayaran langsung kepada individu.
Hasilnya bukan hanya rebound pekerjaan, tapi stabilnya pendapatan pribadi dan lonjakan rekening tabungan pribadi. Menurut Powell, ini telah membuat ekonomi tangguh untuk melampaui kredit macet, penggusuran dan masalah lain yang ditakuti ketika resesi melanda.
Tapi, stimulus didorong untuk tetap diberikan. Pasalnya, virus corona masih merajalela dan ada anggapan di para ekonomi, termasuk di The Fed, pemulihan akan berakhir apabila dukungan pemerintah lebih lanjut tidak diberikan. Khususnya, untuk keluarga dan usaha kecil.
Kekhawatiran itu juga dikarenakan banyak program stimulus telah kedaluwarsa. Powell menuturkan, hal ini bisa menyebabkan banyak orang menghabiskan tabungan stimulus, termasuk bagi mereka yang belum menemukan pekerjaan.
"Pengeluaran mereka akan menurun, kemampuan mereka untuk tetap tinggal di rumah menurun. Perekonomian akan mulai merasakan dampak negatif tersebut," kata Powell.