EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah mulai membentuk proyek rintisan untuk 'mengkorporasikan' nelayan dan petani. Maksudnya, mengajak nelayan dan petani membentuk kelompok-kelompok usaha skala kecil hingga menengah berupa koperasi atau badan lainnya.
Langkah ini diyakini mampu memberikan peningkatan nilai ekonomi bagi nelayan dan petani. Selain juga memudahkan mereka mengakses pembiayaan di perbankan.
Korporasi nelayan dan petani juga diharapkan mampu menghubungkan on farm dan off farm yang selama ini ditangani oleh pihak yang berbeda. Nantinya, satu korporasi akan menangani kegiatan produksi sampai pascaproduksi, termasuk pemasaran dan pengolahan menjadi produk bernilai tambah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, proyek percontohan yang dilakukan ini tersebar di sejumlah daerah berdasarkan komoditasnya. Misalnya, petani padi di Demak, Jawa Tengah yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Citra Kinaraya.
Wadah koperasi tersebut menaungi para petani yang mengelola lahan sawah seluas 100 hektare. Mereka sekaligus ikut berperan dalam penggilingan padi hingga menyalurkan produk beras ke pasar. "Pasar yang dimaksud pun fleksibel, tidak terbatas pada pasar konvensional tapi juga pltaform digital melalui penjualan daring," ujar Airlangga dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (6/10).
KUR juga perlu didorong agar dalam pengembangan skala ekonomi yang lebih luas. Sebab dengan akses modal, petani mampu membeli alat penggiling gabah. Penggilingan bisa dikerjakan langsung ataupun juga bisa dibuatkan ekosistem petani dan nelayan. Selanjutnya disambungkan ke perusahaan teknologi seperti Sayur Box atau Tanihub.
Koperasi percontohan di Demak ini nantinya akan mendapat suntikan dana dari pemerintah untuk memperluas lahannya menjadi 800 hektare. Koperasi yang sudah mendapat bantuan pemerintah diharapkan mampu membentuk perseroan terbatas dengan melakukan ekspansi pabrik.
Program kelompok petani holtikultura juga dikembangkan di Jembrana, Bali dan Bener Meriah, Aceh. Kemudian percontohan korporasi juga dibangun di Pelalawan, Riau untuk petani sawit.