EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Entus Asnawi Mukhson mengatakan tantangan besar yang dihadapi perusahaan akibat pandemi covid-19. Entus menyebut pandemi menghambat sejumlah rencana aksi korporasi.
"Tahun lalu Adhi Karya merencanakan untuk melakukan tiga aksi korporasi. Kita mau IPO dua anak usaha, Adhi Persada Gedung (APG) dan Adhi Commuter Property (ACP), dan satu lagi, menerbitkan bond (obligasi) sebesar Rp 2 trilliun," ujar Entus dalam acara Webinar Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada Sabtu (10/10).
Entus menyampaikan rencana IPO dua anak usaha pada tahun ini terpaksa ditunda lantaran pandemi. Pun dengan rencana Adhi Karya berupa penerbitan surat utang atau obligasi dengan nilai Rp 2 triliun pada 2019 yang tidak mencapai target.
"Untuk obligasi yang diterbitkan tidak mencapai target Rp 2 triliun tapi cuma Rp 1 triliun," ucap Entus.
Hal ini, kata Entus, disebabkan oleh faktor ekonomi yang terjadi di kancah global akibat adanya perang dagang yang membuat kondisi pasar di regional Asia Tenggara berubah, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan di atas 5,2 persen tetapi hanya mencapai 5,0 persen atau 5,1 persen.
Entus mengatakan perusahaan juga telah melakukan sejumlah strategi dalam menjaga dampak pandemi tidak semakin dalam. Adhi Karya, kata Entus, telah melakukan uji stres sejak awal pandemi masuk ke Indonesia. Adhi Karya mengkaji berbagai kemungkinan dampak yang ditimbulkan pandemi bagi aktivitas perusahaan.
"(Dampak pandemi) ini kalau kita salah antisipasi bisa akibatkan rontoknya perusahaan untuk bisa berkembang," ungkap Entus.
Meski masuk dalam kategori sektor yang tetap boleh beroperasi selama pandemi, Enthus menyebut Adhi Karya tetap melakukan sejumlah inovasi dengan pemanfaatan teknologi dalam aktivitas bisnis hingga perubahan perilaku di lingkungan kerja yang beradaptasi dengan tatanan kehidupan normal baru.
"Kita juga menerapkan strategi yang efisien dan efektif berbasis IT. Mudah-mudahan vaksin segera ditemukan sehingga 2021 kita sudah bisa masuk ke new normal," kata Entus.