EKBIS.CO, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi kuartal III 2020 mencapai Rp 209 triliun. Realisasi tersebut tumbuh tipis 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 205,7 triliun.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam jumpa pers daring, Jumat (23/10), menyebut pertumbuhan realisasi investasi di kuartal III 2020 menunjukkan bahwa masa kritis telah terlewati. "Masa kritis realisasi investasi di era pandemi Covid-19 sudah terlewatkan. Masa kritis kita di kuartal II di mana realisasi investasi kita hanya Rp 190 triliun. Di kuartal III realisasi investasi kita Rp209 triliun," katanya.
Bahlil merinci realisasi investasi kuartal III 2020 tumbuh 8,9 persen dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp 191,9 triliun. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 102,9 triliun (49,2 persen dari total realisasi investasi) dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 106,1 triliun (50,8 persen).
"Ini menarik, pertumbuhan realisasi PMA sudah mulai mengalami peningkatan sekalipun belum terlalu maksimal dan hampir berimbang dengan PMDN. Artinya, di kuartal III ini momentum untuk naik setelah kuartal II turun," katanya.
BKPM mencatat lima sektor utama realisasi investasi pada kuartal III 2020 yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; listrik, gas dan air; konstruksi; perumahan, kawasan industri dan perkantoran.
Ada pun sebarannya, realisasi investasi tersebar di Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur dan Riau. Sementara lima negara asal investor utama sepanjang Juli-September 2020 yakni Singapura, China, Jepang, Hong Kong dan Belanda.
Secara kumulatif, realisasi investasi Januari-September 2020 mencapai Rp611,6 triliun atau 74,8 persen dari target realisasi investasi 2020 sebesar Rp817,2 triliun. Secara rinci, realisasi PMDN mencapai Rp309,9 triliun (50,7 persen) dan realisasi PMA Rp301,7 triliun (49,3 persen).
Sebaran sektor di sepanjang Januari-September 2020 yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; perumahan, kawasan industri dan perkantoran; dan konstruksi. Lima lokasi teratas tujuan investasi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah.
Sementara negara asal investasi pada periode Januari-September 2020, yakni Singapura, China. Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.
Penyerapan tenaga kerja sepanjang kuartal III 2020 sebanyak 295.387 orang sedangkan penyerapan tenaga kerja sepanjang Januari-September 2020 sebanyak 861.581 orang dari 102.276 proyek investasi.
"Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja kuartal III 2020 dibanding kuartal III 2019 itu naiknya tinggi. Kita fokus bagaimana menciptakan lapangan kerja, memang tidak gampang karena harus komunikasikan ke investornya," ujar Bahlil.