EKBIS.CO, JAKARTA -- Kuartal III tahun ini memukul telak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Tercatat, PLN merugi hingga Rp 12,17 triliun.
Dalam laporan keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), kerugian PLN periode ini lebih tinggi daripada kerugian di periode yang sama tahun lalu. Pada 2019, PLN membukukan laba Rp 10,8 triliun.
Kerugian PLN tahun ini disebabkan tingginya rugi kurs mata uang asing. Tercatat, PLN merugi kurs mencapai Rp 22,8 triliun. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, rugi kurs perusahaan setrum ini hanya Rp 4,3 triliun.
Pada kuartal III tahun ini, PLN mampu membukukan pendapatan usaha lebih baik. Tercatat, PLN membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 212 triliun, lebih baik daripada tahun lalu sebesar Rp 209,2 triliun.
Beban pokok penjualan juga relatif stabil. PLN mencatatkan beban pokok penjualan yang tidak berbeda dari tahun lalu, sebesar Rp 223 triliun.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, Agung Murdifi menjelaskan, pendapatan pada periode ini meningkat karena memang penjualan listrik yang naik. Peningkatan penjualan tenaga listrik didorong pertumbuhan jumlah pelanggan perseroan menjadi sebanyak 77,9 juta hingga 30 September 2020 atau meningkat sebesar 3,4 juta pelanggan dibandingkan dengan posisi 30 September 2019 sebesar 74,5 juta pelanggan. Peningkatan penjualan listrik pada sektor rumah tangga dan industri pertanian serta industri UMKM ikut mendorong pertumbuhan penjualan yang positif.
"Secara keseluruhan, selama triwulan 3 tahun 2020, perseroan mampu membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 212,2 triliun meningkat sebesar 1,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 209,3 triliun," ujar Agung, Selasa (27/10).